SOLOPOS.COM - Gunung Lawu tampak dari Bukit Mongkrang Foto diambil Agustus 2021. (Solopos/Mariyana Ricky P.D.)

Solopos.com, KARANGANYAR — Gunung Lawu yang berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Karanganyar dan Magetan menjadi salah satu destinasi wisata dan pendakian terfavorit. Sekian lamanya gunung ini tertidur. Namun, apakah Gunung Lawu masih aktif?

Berdasarkan catatan sejarah, erupsi Gunung Lawu kali terakhir terjadi pada 1885. Saat ini, gunung tersebut dalam fase istirahat yang masih memungkinkan erupsi di masa depan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gunung dengan ketinggian 3.265 mdpl ini kali terakhir meletus pada 28 November 1885. Gunung ini merupakan salah satu kerucut gunungapi di Indonesia yang memiliki keterdapatan manifestasi panas bumi dengan sebaran cukup luas di bagian lerengnya.

Berdasarkan penelitian dengan metode vulkanostratigrafi yang dilakukan oleh Dudi Hermawan dan Lano Adhitya Permana, diketahui Gunung Lawu memiliki dapur magma berukuran besar.

Hasil kajian yang dipublikasikan di Buletin Sumber Daya Geologi Volume 13 Nomor 3 – 2018 tersebut menunjukkan bahwa Gunung Lawu memiliki volume gunungapi sebesar 300 kilometer kubik.

Besarnya volume itu mengindikasikan keberadaan dapur magma yang cukup besar sebagai sumber panas. Dijelaskan dapur magma yang dikandung Gunung Lawu memiliki vulkanisme termuda berumur 200.000 tahun yang berada di kisaran umur ideal untuk membentuk sistem panas bumi yang matang.

Baca juga: Letusan Gunung Lawu Sampai Wonogiri, Belah Aliran Bengawan Solo Purba

Apakah Gunung Lawu Masih Aktif?

Dikutip dari laman resmi Karanganyarkab.go.id, Jumat (3/6/2022), Gunung Lawu merupakan salah satu bagian dari sabuk gunung api berumur Kuarter (< 2,6 juta tahun yang lalu) di Jawa. Gunung api Kuarter terbentuk akibat subduksi (tumbukan) antara lempeng Samudera Indo-Australia yang menunjam di bawah lempeng Benua Eurasia.

Contoh gunung api Kuarter di Jawa selain Gunung Lawu yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Slamet, Gunung Sindoro-Sumbing, Gunung Arjuna, Kompleks Pegunungan Bromo-Tengger, dan lain lain. Gunung api-gunung api Kuarter ini apabila kita lihat melalui Google Maps¸ maka akan membentuk trend (kelurusan) yang mengarah dari barat hingga timur.

Gunung Lawu tergolong dalam gunung api tipe B. Gunung api tipe B merupakan gunung api yang sesudah tahun 1600 belum mengalami erupsi magmatik lagi. Namun gunung api ini masih memperlihatkan gejala seperti adanya solfatara (fumarol yang mengeluarkan gas-gas belerang).

Baca juga: Status Terbaru Gunung Slamet di Jawa Tengah, Masih Aktif?

Gunung api tipe B dapat mengalami erupsi kembali setelah beberapa ratus tahun mengalami dorman (istirahat). Tercatat bahwa Gunung Lawu mengalami erupsi terakhir pada 28 November 1885.

Hingga saat ini, Gunung Lawu belum pernah dilaporkan mengalami erupsi letusan kembali. Itu artinya bahwa gunung api ini telah lebih dari 100 tahun tidak mengalami erupsi. Namun demikian, bukan berarti Gunung Lawu tidak akan bisa meletus lagi.

Sebab, di dalam perut gunung masih terdapat aktivitas magma yang sewaktu-waktu dapat meletus. Gunung api dorman ini dapat mengalami letusan kembali dan memiliki potensi ancaman dengan intensitas letusan yang mungkin akan lebih besar.

Baca juga: Misteri Gunung Sindoro: Genderuwo – Bidadari Edelweis

Dalam ilmu kegunungapian, tidak ada jaminan bahwa gunung api akan mati. Butuh waktu geologi selama ratusan hingga jutaan tahun untuk dapat memastikan bahwa gunung api tersebut dikatakan sudah tidak aktif lagi. Namun, suatu saat bisa jadi Gunung Lawu dapat aktif kembali dan dapat mengalami letusan.

Aktivitas Gunung Lawu yang menunjukkan bahwa gunung api ini masih aktif hingga saat ini yaitu kita bisa merasakan adanya bau gas belerang yang menyengat. Bau gas belerang ini muncul dari fumarol di Kawah Candradimuka atau relief bukaan di sisi selatan Gunung Lawu dimana bukaan ini tepat memisahkan Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya