SOLOPOS.COM - Menteri Kesehatan Budi Gunadi S. (Youtube/Deddy Corbuzier)

Solopos.com, SOLO-Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan hingga Selasa (28/12/2021), sudah ada 46 orang RI terinfeksi  varian Omicron. Dari jumlah tersebut, paling banyak berasal dari Turki.

Namun di awal temuan orang RI yang terinfeksi Omicron justru mereka tak memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri. Kasus pertama yang kena varian baru ini adalah seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasus kedua adalah orang RI yang juga tidak memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri tapi terinfeksi varian Omicron. Kasus kedua adalah perawat yang juga bekerja di Wisma Atlet.

“Sehebat-hebatnya karantina kita suatu saat nanti pasti ada yang lolos. Kita karantina ini kan ada dua orang yang tidak ada riwayat perjalanan luar negeri. Yang pertama dia tidak ada riwayat perjalanan ke luar negeri, sebagai petugas kebersihan. Tetapi yang kita ketahui adalah dia tertular dari orang yang datang dari Nigeria. Nah kemarin pada tanggal 25 [Desember] ada satu lagi perempuan perawat juga kena di Wisma Atlet. Jadi sudah ada dua orang ini bukan pelancong, tapi dua orang ini kenanya di Wisma Atlet,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin seperti dikutip dari kanal Youtube Deddy Corbuzier pada Selasa (28/12/2021).

Baca Juga: Rutin Makan Salmon Bisa Cegah Penyakit Ini Loh

Kenapa kebanyakan orang RI terinfeksi Omicron berasal dari Turki? Menurut Menkes hal ini karena Turki masuk Eropa juga, sebagian sudah ketularan. Dan sekarang lagi banyak orang Indonesia liburan ke Turki.

Menkes berharap di Indonesia tidak terjadi gelombang ketiga yang diprediksi bakal terjadi pada Februari 2022.  “Saya sudah melihat omicron ini spt apa. WHO itu mengkategorikan varian keparahannya itu dari tiga hal, tiga kriteria. Yang pertama adalah penularannya berapa cepat? Ini sudah terbukti secara ilmiah, jurnalnya banyak, Omicron yang paling cepat dibandingkan Alpha dan Delta,” jelasnya.

Disebut penularannya cepat karena varian Omicron itu setiap dua hari penularannya double. Misal yang tertular 50.000, besoknya 100.000. “Setiap dua hari naik dua kali,” jelasnya.

Baca Juga: Waduh! Gara-Gara Unggah Foto Ini, Anya Geraldine Diteriaki Pelakor

Yang kedua adalah kemampuan dia menangkal vaksin. Dari data yang kita punya, 76 persen yang kena sdh vaksin dua kali.  Menurutnya sekarang jurnal semua vaksin sudah lengkap dan turun semua. Hal ini karena Omicron punya mutasi yang bisa escape immunity. “Dua hal negatif itu WHO sudah confirmed.”

Yang ketiga adalah keparahan kemungkinan besar antara 25 persen-50 persen lebih mild dibandingkan Delta masuk rumah sakit. Menurutnya pihaknya sampai menelepon Afrika untuk mengetahui tren kenaikan pasien positif Omicron masuk rumah sakit dan meninggal.

“Kita lagi tunggu di Inggris seperti apa. Di Afrika Selatan kebetulan tidak setinggi waktu Delta. Tapi di Inggris kencang sekali, sudah ada yang masuk rumah sakit dan sudah ada yang meninggal. Kita tunggulah dua minggu empat minggu baru bisa bilang seperti apa [kondisinya],” jelasnya.

Lebih lanjut Menkes Budi menjelaskan kabar baiknya. Saat ini orang tanya kenapa ini di India dan Indonesia tidak naik-naik lagi kasus positif Covid-19? Di jurnal-jurnal saat ini sedang dibahas super immunity. Jadi imunitas paling bagus adalah kombinasi imunitas karunia Illahi dan imunitas yang diberikan makhluk di Bumi. “Jadi imunitas kombinasi antara infeksi dan vaksinasi. Orang sudah kena nih keluar antibodinya, habis itu divaksin. Itu tinggi sekali dan paling tahan lama dan paling bisa menangkal paling banyak varian,” jelasnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya