SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Surabaya– Sekitar 20 wanita Indonesia meninggal akibat kanker servik setiap hari. Menurut dokter ahli kandungan Rumah Sakit Surabaya Internasional dr.Hendra Surya Ratsmawan,Sp.O.G, pada seminar tentang kanker servik di Surabaya, Sabtu (12/12), kasus kematian wanita Indonesia akibat kanker servik menduduki posisi pertama dibandingkan sembilan negara di Asia Tenggara yang lain.

“Kasus kematian wanita Indonesia akibat kanker servik berdasarkan survei Globocan 2002 mencapai 7.566 kasus dengan kasus baru sebanyak 15.050 setiap tahun,” katanya.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Virus Human Papillomavirus (HPV) sebagai pemicu kanker servik hingga saat ini belum bisa diketahui secara pasti asal mulanya. Namun yang pasti, katanya, virus HPV bisa berpindah ke tubuh yang lain dengan cara genital ke genital, oral ke genital, manual ke genital, dan “sex toys”.

“Virus HPV menyebar melalui kontak seksual, kontak langsung antarkulit, bahkan juga bisa disebabkan gaya hidup yang tidak bersih, seperti penggunaan WC umum,” katanya.

Namun, penggunaan toilet umum ini pengaruhnya tidak terlalu besar hanya lima persen. Ia menambahkan, kanker servik saat ini bisa dicegah dengan cara vaksin dan pencegahan sekunder dengan deteksi dini, misalnya dengan Pap Smear.

Penggunaan vaksin sebaiknya harus dilakukan sejak anak masih berusia 15 tahun, mengingat perkembangan virus HPV baru bisa terdeteksi dalam waktu 8 hingga 20 tahun lagi.

Sementara untuk tes Pap Smear umumnya dilakukan oleh wanita yang sudah menikah atau yang pernah menjalani hubungan seksual. Selain vaksin dan tes Pap Smear, pencegahan dini kanker servik bisa juga dilakukan dengan cara IVA atau Inspeksi Visual Asam asetat atau pemberian asam asetat.

“Cara ini dilakukan mengandalkan visual atau pengamatan dokter. Dokter akan mengolesi asam asetat ke dalam bagian vital wanita, jika diketahui dinding organ tersebut kemudian berubah menjadi putih, maka harus segera dirujuk ke dokter,” katanya.

Selain menyerang wanita usia produktif dan balita, kanker servik ternyata juga bisa menyerang organ vital laki-laki.

“Laki-laki tidak mempunyai rahim sehingga yang diserang adalah penis. Jadi nama penyakitnya adalah kanker penis,” katanya.

Serupa dengan kanker servik, kanker penis juga bisa dicegah dan diobati dengan cara Pap Smear. “Pap Smear harus terus dilakukan hingga sel-sel kanker tersebut hilang secara perlahan,” katanya.

Meskipun begitu, Pap Smear hanya bisa mengurangi sel-sel kanker sebanyak 70 hingga 80 persen, namun tidak bisa mengobati.

“Hingga saat ini, kanker servik masih belum ada obatnya,” katanya.

ant/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya