SOLOPOS.COM - Foto udara memperlihatkan kondisi permukiman di desa Laingpatehi yang telah dikosongkan yang berlokasi di sebelah barat kaki Gunung Ruang dan hanya berjarak 1 km dari kawah Ruang di Kabupaten kepulauan Sitaro (Siau Tagulandang Biaro), Sulawesi Utara, Jumat (19/4/2024). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat terjadinya kembali erupsi G. Ruang pada pukul 17:06 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 400 m di atas puncak (± 1.125 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah selatan. ANTARA FOTO/HO PVMBG/adw/aww.

Solopos.com, KEPULAUAN SITARO — Tim Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Manado meyakinkan warga Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara untuk mengungsi sementara demi keselamatan karena Gunung Ruang masih mengeluarkan asap vulkanik.

Dalam laporan Tim Kantor SAR Manado, Sabtu (20/4/2024), dikatakan bahwa data yang terhimpun bersama tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) jumlah total warga Tagulandang yang terdampak erupsi Gunung Ruang sebanyak 11.624 orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Masing-masing tersebar di 15 desa meliputi Desa Apengsala, Barangka Pehe, Boto, Haasi, Laing Patehi, Lesah, Lesahrende, Mahangiang, Mohongsawang, Pahiama, Tulusan, Bahoi, Balehumara, Mulengen, dan Pumpente.

Namun, dari jumlah total penduduk tersebut baru sebanyak 2.176 orang warga yang meninggalkan rumahnya untuk mengungsi ke posko darurat selebihnya masih menetap.

Adapun jumlah pengungsi itu didapatkan merujuk data laporan rekapitulasi terkini yang dihimpun tim SAR Manado dan dicocokkan dengan data BNPB, pada Jumat (19/4/2024) malam.

Maka untuk itu, Kantor SAR Manado memastikan, proses evakuasi warga akan tetap dilangsungkan dengan cara membagi ke dalam dua tim, yakni tim darat dan air yang akan melakukan evakuasi warga terdampak keluar Pulau Tagulandang yakni ke Pulau Siau.

Jarak tempuh dari Pulau Tagulandang ke Pulau Siau diperkirakan satu jam pelayaran menggunakan kapal SAR.

Dalam pelaksanaannya tim SAR mendatangi setiap warga yang bertahan di rumah untuk melakukan pengecekan kesehatan dan keselamatan, mengimbau untuk tidak memasuki wilayah radius enam kilometer dari pusat kawah aktif, atau tim SAR juga meyakinkan para warga untuk mengungsi sehingga lebih aman.

Hal demikian dilakukan karena status Gunung Ruang masih dalam level IV (Awas), bahkan dari pantauan tim SAR saat operasi penanganan darurat hari ke tiga atau Jumat (19/4/2024) gunung api tersebut masih mengeluarkan asap vulkanik.

Warga Harus Segera Dievakuasi

Di saat yang sama, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merekomendasikan warga Pulau Tagulandang dievakuasi.

“Masyarakat yang bermukim di wilayah Pulau Tagulandang yang masuk dalam radius enam kilometer agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius tersebut,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid.

Pada tingkat aktivitas Level IV Awas, kata dia, diharapkan masyarakat di sekitar Gunung Ruang dan pengunjung/wisatawan tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius enam kilometer dari pusat kawah aktif.

Dia juga berharap masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan tsunami yang disebabkan oleh runtuhan tubuh gunung api ke dalam laut.

“Masyarakat diimbau untuk selalu menggunakan masker untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernafasan,” kata Wafid.

Masyarakat di sekitar Gunung Ruang, lanjutnya, juga diharapkan tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu erupsi, dan tetap mengikuti perkembangan aktivitas melalui aplikasi MAGMA Indonesia.

Rekomendasi berikutnya, kata dia, pemerintah daerah serta BPBD Provinsi Sulut dan kabupaten senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Ruang di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung.

“Tingkat aktivitas Gunung Ruang akan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum diterbitkan,” kata Wafid.

Gunung Ruang erupsi sejak 16 April 2024 sore hari setelah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan. Pada hari yang sama, status gunung tersebut berubah sampai tiga kali, dari Normal ke Waspada, Siaga, dan Awas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya