SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina, menyampaikan perkembangan kasus Covid 19 di Boyolali, kepada wartawan di kantornya, Selasa (29/9/2020). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI -- Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali akan mengoptimalkan program tracing untuk penanganan Covid-19. Hal itu juga untuk mendukung program The New Jogo Tonggo dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina, menyebutkan untuk saat ini pihaknya akan terus mengoptimalkan kegiatan tracing dalam penanganan kasus Covid-19. Hal itu juga sebagai tindak lanjut dari instruksi Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Untuk kabupaten, kami akan menindaklanjuti instruksi Gubernur Jateng yang mencanangkan The New Jogo Tonggo," kata dia belum lama ini.

Baca Juga: Resmi! PPKM di Klaten Dipastikan Diperpanjang Hingga 8 Februari 2021

Menurutnya, hal yang ditonjolkan pada program Jogo Tonggo konsep baru, yakni fokus penanganan yang lebih memprioritaskan pada proses tracing. "Titik tangkapnya lebih diprioritaskan pada proses tracing. Baik tracing untuk kasus positif, identifikasi kontak erat serta pemantauan isolasi mandiri. Nanti akan lebih diintensifkan dengan program The New Jogo Tonggo," lanjut dia.

Berdasarkan data per 19 Januari 2021, kegiatan tracing yang dilakukan untuk pelacakan pada orang yang dinilai berisiko tertular atau bahkan yang menjadi sumber penularan di Boyolali, menyasar beberapa kategori.

Untuk kategori suspeck sebanyak 2.189 kasus, kategori discarded sebanyak 2.038 kasus dan kategori probable sebanyak 151 kasus. Sedangkan kategori konfirmasi sebanyak 3.791 kasus, kategori kontak erat sebanyak 3.513 orang dan pelaku perjalanan sebanyak 18.934 orang.

Baca Juga: Sekda Sragen: Selama PPKM Kasus Baru Covid-19 Turun 72%

Kemudian untuk kegiatan testing, tes swab di Boyolali per tanggal tersebut sudah menyasar 22.631 sampel. Jumlah tersebut terdiri dari 19.754 sampel dan swab evaluasi sebanyak 2.607 sampel.

Protokol Kesehatan

Sementara itu dia juga terus mengimbau masyarakat untuk tidak bosan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19. Selain penerapan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak), pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.

Salah satunya kegiatan makan bersama. Sebab kegiatan kegiatan makan bersama yang dilakukan dengan banyak orang, dengan berkerumun, saling berhadapan dan tanpa masker, juga berpeluang menjadi sumber penularan Covid-19.

Baca Juga: Ada 3.800 Sasaran, Pemkab Boyolali Targetkan Vaksinasi Covid-19 Selesai dalam Sepekan

Pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pun diharapkan dapat menekan angka persebaran Covid-19. Meskipun menurut Ratri, hal itu baru dapat dilihat sekitar dua pekan dari terselenggaranya PPKM. Diketahui pelaksanaan PPKM di Boyolali dimulai pada 11 Januari hingga 25 Januari.

Pada Senin (25/1/2021) Januari, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali berencana mengevaluasi kegiatan PPKM yang telah terlaksana dua pekan terakhir.
Sekda Boyolali, Masruri, mengatakan untuk melihat hasil dari pelaksanaan PPKM, pihaknya akan melakukan rapat evaluasi pada Senin. "Senin akan kami rapatkan untuk evaluasi," kata dia belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya