SOLOPOS.COM - Pengunjung menikmati wisata di The Lost World Castle Cangkringan, Jumat (3/2/2017). (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

The Lost World Castle ditutup oleh Pemkab

 
Harianjogja.com, SLEMAN- Pengelola The Lost World Castle (TLWC) meminta wisatawan tidak nekat naik ke lokasi tersebut. Sementara warga Dukuh Petung berharap pemerintah memikirkan wahana yang cocok di wilayah tersebut.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Dukuh Petung Pairin mengatakan, sejak penurupan wahana TLWC tidak ada aktivitas dan perputaran ekonomi di wilayah itu. Kondisi tersebut menyebabkan warga tidak memiliki pemasukan. “Padahal, secara ekonomi warga sudah memiliki pemasukan yang baik sejak TLWC beroperasi,” katanya kepada Harianjogja.com, Rabu (15/2/2017).

Pairin berharap, Pemkab memikirkan kesejahteraan warga dengan menentukan wisata apa yang cocok dan bisa menjadikan warga sejahtera sejak TLWC ditutup. “Sebelum wahana itu beroperasi, banyak warga yang menambang. Namun setelah ada wahana tersebut pemasukan yang masuk ke warga mulai terlihat,” jelasnya.

Dia kawatir, jika wahana tersebut ditutup, aktivitas warga ke pertambangan dilakukan kembali. Padahal satu sisi, wilayah Cangkringan dilarang untuk aktivitas penambangan. “Kalau sudah begini, bagaimana warga Petung bisa lebih sejahtera. Mohon Pemkab juga memikirkan masalah ini,” pintanya.

Dilarang
Sementara itu, sejumlah warga meminta agar wisatawan tidak lagi mendatangi kawasan TLWC. “Kami komitmen dengan keputusan Pemkab Sleman. Tidak ada kegiatan apapun termasuk kunjungan di wahana,” kata pengurus dan pengelola TLWC Ahmad Saukani.

Warga Dusun Petung itu mengakui, banyak pengunjung yang nekat datang bahkan memanjat bangunan untuk bisa masuk ke wahana tersebut. Selain melarang, pihaknya tidak segan-segan meminta mereka untuk segera turun dan keluar dari banguna  tersebut. “Ada yang pakai tangga, drum dan lainnya untuk manjat. Kami tidak mau dikatakan kalau kastil ini masih buka,” ujarnya.

Untuk menghindari wisatawan yang nekat masuk, pihaknya membuang tangga dan drum di sekitar TLWC agar tidak gunakan untuk memanjat.

Babinkamtibnas Desa Kepuharjo Bripka Joko Santoso mengaku sering mendapat laporan dari warga banyak wisatawan yang nekat masuk. Beberapa pengunjung juga diberi peringatan. “Kami tidak memberi sanksi hukum, cukup peringatan saja agar tidak mengulangi aksinya. Ini sudah keputusan Pemkab agar wahana ini ditutup,” ujarnya.

Menurutnya, di dalam bangunan TLWC tidak ada lagi petugas yang menjaga. Kondisi tersebut menyebabkan wahana tersebut tidak terawat. Dia kawatir, jika ada wisatawan nekat masuk ada barang-barang inventaris yang hilang. “Kalau ada yang hilang siapa yang bertanggungjawab? Padahal sudah jelaa tertulia ditutup, tapi kok ya nekat masuk,” sesalnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya