SOLOPOS.COM - Beberapa wisatawan yang datang ke The Lost World Castle menyempatkan diri untuk berfoto, Rabu (11/1/2017). Abdul Hamid Razak

The Lost World Castle tetap dinyatakan ilegal

Harianjgja.com, SLEMAN — Upaya warga Dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan untuk menghidupkan kembali desa wisata Petung di lokasi tersebut berat dilakukan. Pasalnya, Pemkab Sleman menilai Petung tidak termasuk dalam daftar desa wisata.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga : THE LOST WORLD CASTLE : Ada 3 Aturan yang Dilanggar

Kepala Dinas Pariwisata Sleman Sudarningsih mengatakan, Pemkab tidak akan memberikan rekomendasi terkait kegiatan kepariwisataan di wilayah Petung. Kalaupun ada kegiatan wisata di lokasi tersebut, katanya, sebaiknya dihentikan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Di Petung sudah tidak memungkinkan lagi untuk pariwisata. Lokasi tersebut merupakan area terdampak langsung erupsi Merapi, bagaimana mungkin disana dilakukan kegiatan wisata?,” katanya, Rabu (8/2/2017).

Menurutnya, rencana warga untuk menghidupkan kembali desa wisata di lokasi tersebut merupakan pemahaman yang keliru. Pasalnya, kawasan tersebut hanya bisa digunakan untuk wisata minat khusus.
“Kalau berupa bangunan apalagi permanen, minat khususnya dimana? Itu [keinginan warga] merupakan pemahaman wisata yang keliru. Saya sudah sampaikan jika wisata disana yang boleh minat khusus,” terangnya.

Pihaknya juga tidak akan memberikan rekomendasi. Begitu juga dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (DPMPPT) Sleman. Pasalnya kegiatan di lokasi tersebut masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) III.

“Jika ada yang mengajukan proses perizinan, tidak akan diproses. Makanya, kami berharap pengelola the lost world castel tidak mengoperasikan wahana tersebut,” harapnya.

Kabid Pemasaran Dispar Sleman Eka Priastana menambahkan, pendirian desa wisata harus berbasis komunitas. Adapun potensi wisata yang dapat diangkat haruslah natural. “Kalau dusun Petung itu sudah terkena erupsi Merapi, sudah tidak bisa lagi. Makanya, sejak 2011 lokasi tersebut sudah tidak masuk lagi desa wisata. Pedukuhan itu sendiri sudah dihapus,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Paguyuban Desa Wisata Petung Subagyo berharap, Pemkab tidak menutup lokasi wisata tersebut. Menurutnya, warga ikut menanamkan investasi di sekitar lokasi benteng tersebut. Nilai investasi warga bahkan mencapai Rp300 juta.

“Kami ingin menghidupkan kembali desa wisata Petung,” katanya.

Selain untuk lahan parkir, investasi yang dihimpun dari warga digunakan juga untuk membuat gapura dan stonehank. Meski begitu, baik wisata Petung maupun castel berada dalam satu wadah managemen.  “Stonehank itu satu paket wisata, jika wisatawan berkunjung ke lokasi tersebut,” katanya.

Kepala Dukuh Petung Pairin berharap agar Pemkab mengizinkan kegiatan desa wisata di lokasi tersebut. Menurutnya, sebagian besar warga Dusun Petung bertekat untuk mengembangkan kawasan tersebut. “Kami berharap agar destinasi wisata di sini tetap beroperasi. Kalau tidak, warga bisa rugi,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya