SOLOPOS.COM - gambaran kekejaman elizabeth bathory (google)

gambaran kekejaman elizabeth bathory (google)

Sempat muncul pertanyaan, mengapa kejahatan yang begitu mengerikan, dan melibatkan ratusan korban, memakan waktu lama baru tercium pihak berwenang. Meskipun sikap kejam Elizabeth mulai terlihat semenjak menikah dengan Ferenc Nadasdy pada 1575, perilaku sadis yang sesungguhnya dari Elizabeth dimulai saat kematian suaminya pada 1604.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Dalam masa-masa itu, sesungguhnya, telah muncul keluhan mengenai desas-desus kekejian Elizabeth, yakni dari pendeta Lutheran, Istvan Magyari. Sayangnya, seperti halnya di dunia modern saat orang-orang berpangkat dan berduit memegang kuasa dan seolah-olah mempunyai kekebalan hukum, begitu pula yang berlaku pada zaman itu.

Kalangan bangsawan merupakan golongan yang berpengaruh. Mereka saling mempunyai ikatan pertemanan yang kuat antarbangsawan. Sehingga, secara otomatis ada kebiasaan untuk saling melindungi dan menutupi kesalahan dari sesama golongannya. Bahkan, ada semacam proteksi hukum yang membuat sulit upaya menyeret seorang bangsawan ke pengadilan.

Namun, saat kegilaan Elizabeth semakin menjadi dan bahkan mulai merambah korban dari kalangan bangsawan, ikatan erat itu mulai retak. Ketamakan Elizabeth Bathory akan darah gadis bangsawan, akhirnya menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.

Laporan-laporan mengenai hilangnya gadis-gadis bangsawan, dengan cepat menarik perhatian kalangan bangsawan, orang-orang berpengaruh, hingga Raja sendiri. Pemerintah Kerajaan Hungaria pun lantas memerintahkan adanya sebuah penyelidika. Meskipun menurut Magyari ada kesan sangat lamban dalam proses penyelidikan itu, akhirnya, pada 1610 Raja Matthias menugaskan Juraj Thurzo, penyelidik khusus kerajaan, untuk menangani kasus ini.

Thurzo pun mulai memerintahkan beberapa petugas untuk melakukan penyelidikan. Bahkan Thurzo menempatkan dua notaris untuk mencatat bukti-bukti, langkah ini dilakukan mulai Maret 1610.

Merunut pada desas-desus dan hasil dari investikasi, akhirnya pihak berwenang pun berhasil mengumpulkan bukti-bukti akurat mengenai kekejian Elizabeth. Hingga akhirnya, pada 30 Desember 1610, pihak kerajaan mengirimkan pasukan tentara di bawah pimpinan Gyorgy Thurzo, yang merupakan sepupu Elizabeth sendiri, menyerbu Istana Cachtice di malam hari.

Saat pasukan ini berhasil memasuki istana, pemandangan yang sangat mengerikan menyambut mereka. Mereka semua terkejut kala melihat pemandangan yang mereka temukan di dalam Istana Cachtice. Dilaporkan, pasukan kerajaan menemukan sosok mayat seorang gadis yang pucat kehabisan darah, tergeletak begitu saja di atas meja makan.

Saat personel pasukan menyisir lebih jauh ke dalam kamar pribadi Countess, mereka menemukan seorang gadis lainnya yang masih hidup, namun sudah dalam kondisi sekarat. Gadis tersebut ditemukan terikat di tiang dengan kedua urat nadinya disayat hingga meneteskan darah.

Tak hanya itu, mereka menemukan belasan gadis yang sedang ditahan menunggu giliran dibunuh di dalam kurungan atau di ruangan-ruangan terkunci dalam kastil itu. Juga, ditemukan sekelompok perempuan yang kondisinya mengenaskan, mulai dari mengalami luka sayatan, terpotong atau terluka parah lainnya. Pasukan kerajaan itu juga menemukan lebih dari 50 mayat yang sebagian besar sudah mulai membusuk di ruang bawah tanah.

Pasukan kerajaan pun lantas menahan Elizabeth Bathory beserta empat orang pelayan dekatnya, yang selama ini menjadi kaki tangannya. Apakah hukum ditegakkan terhadap Elizabeth serta para kaki tangannya? (Bersambung Bagian VI)

Dari berbagai sumber

Bagian IV

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya