SOLOPOS.COM - ilustrasi the blood countess (google)

ilustrasi the blood countess (google)

Pengertian inner beauty dalam dunia yang normal adalah kecantikan yang memancar dari pribadi yang menarik. Sebuah makna kecantikan yang tak terbatas cangkang fisik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun bagi Elizabeth Bathory, sang Wanita Berdarah Csejte, inner beauty dimaknai dalam arti yang sesungguhnya dan berkaitan dengan darah perempuan muda. Untuk itu, tak hanya menggunakan darah segar para perempuan muda yang dibantainya dengan keji, Elizabeth meminum langsung darah yang mengucur dari tubuh korban-korbannya.

Sebutan vampir haus darah dalam arti sebenarnya di dunia nyata, patut disematkan pada Sang Countess. Guna “menghisap” darah para korbannya, para gadis muda yang menjadi korbannya bernasib sama.

Mereka diikat di atas bak mandi kemudian urat nadi mereka dipotong hingga darah mereka menetes habis ke dalam bak mandi. Tak jarang, Elizabeth berendam di dalam bak mandi penuh kubangan darah sambil menyaksikan korbannya sekarat hingga tewas kehabisan darah.

Para gadis muda calon korban ritual kecantikan ala Elizabeth tersebut sebagian besar didatangkan oleh “pemasok”. Para calon korban itu dikumpulkan dengan berbagai cara, ada yang ditipu dan diperdaya, ada juga yang diculik paksa.

Pemasok perempuan muda yang paling menonjol adalah Anna Darvulia. Selain menjalankan misi sebagai pemasok perempuan muda calon korban Elizabeth, Darvulia dikabarkan mempunyai hubungan intim dengan Countess, yakni sebagai pasangan lesbiannya.

Sebelum diperas darahnya, para perempuan calon korban itu dikumpulkan dan dikurung di ruang pengap bawah tanah. Ruangan itu berjeruji layaknya sel tahanan.

Nasib para p erempuan muda ini tak ubahnya para domba yang mengantre untuk dijagal oleh Countesus haus darah ini.

Ritual keji itu berlangsung tertutup di dalam Istana Csejte selama bertahun-tahun. Namun, lama-kelamaan Elizabeth merasa darah segar para gadis desa itu tak cukup baginya.

Menurutnya, darah para gadis muda bangsawan adalah lebih berkualitas dibandingkan darah segar para gadis dari golongan rakyat biasa.

Demi mendapat darah yang menurutnya lebih berkualitas, Elizabeth mulai mengincar darah para gadis bangsawan rendahan. Dia kemudian melakukan penculikan terhadap gadis-gadis bangsawan rendahan untuk dijadikan korbannya.

Apakah kenekatannya untuk menculik gadis-gadis muda dari kalangan bangsawan itu menimbulkan kecurigaan? Bagaimana aksi keji Elizabeth itu bisa terungkap dan kengerian seperti apa yang ditemukan petugas kerajaan di dalam istana berdarah Sang Countess? (Bersambung Bagian V)

Dari berbagai sumber

Bagian III

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya