SOLOPOS.COM - Suasana rumah duka korban Tarsan di Tasikmadu, Karanganyar, Jumat (10/5/2013). (JIBI/SOLOPOS/Bony Eko Wicaksono)

Suasana rumah duka korban Tarsan di Tasikmadu, Karanganyar, Jumat (10/5/2013). (JIBI/SOLOPOS/Bony Eko Wicaksono)

SUKOHARJO—Polres Sukoharjo menyimpulkan penyebab kematian korban di Gabahan RT 004/RW 012, Kelurahan Jombor, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo adalah bunuh diri. Korban diduga menggorok lehernya sendiri karena masalah keuangan yang sedang melanda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Korban yang diketahui bernama Tarsan, 32, warga Dukuh Kayuapak RT 002/RW 006, Desa Wonolopo, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar itu bunuh diri di rumah Agus Hermawan, 43, warga Gabahan, Kelurahan Jombor.

Wakapolres Sukoharjo, Kompol Amingga Meilana Primastito, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Ade Sapari, mengatakan berdasarkan keterangan saksi dan hasil autopsi Tarsan diyakini menghabisi nyawa sendiri dengan bunuh diri.

Ekspedisi Mudik 2024

Argumen itu diperkuat dengan hasil autopsi di RS dr Moewardi bahwa tidak ditemukan bekas kekerasan di tubuh korban. Amingga juga mengatakan bahwa ditemukan bekas tempelan pisau di leher korban. Temuan tersebut diduga adalah saat korban ragu-ragu hendak menggorok lehernya sendiri.

“Di situ ada bekas tempelan pisau pertama di leher. Mungkin waktu itu tidak ditempelkan langsung tetapi korban masih ragu-ragu,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Minggu (12/5/2013) sore.

Berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP), pisau yang digunakan korban masih dalam genggaman.

Hal itu justru semakin memperkuat bukti bahwa korban melakukan sendiri. Secara logika korban tidak mungkin melepaskan atau membuang pisau setelah menggorok lehernya.

Berdasarkan keterangan dari saksi, korban diduga tertekan secara psikologis setelah menggadaikan sepeda motor milik mertuanya. Ia menggadaikan sepeda motor bersama dengan surat BPKB.

Korban diduga ikut dalam praktik penggandaan uang dengan cara ghaib. Keterangan tersebut didapatkan dari teman korban yang ikut menggadaikan sepeda motor di pihak yang sama.

“Dia ingin mendapatkan uang dengan cara yang tidak wajar atau mistis. Tetapi dia belum sempat mengumpulkan modal sesuai yang dijanjikan, mental dia sudah down,” lanjutnya.

Selain itu, lanjutnya, keluarga pemilik rumah tempat korban meninggal juga mengatakan bahwa korban sempat mengeluh perihal makanan.

Korban merasa jenuh karena hanya makan dengan nasi dan kecap. Korban juga dicurigai sudah mengasah pisau di hari-hari terakhir sebelum meninggal.

Namun saat itu, pemilik rumah yang terdiri dari Agus Hermawan dan ketiga anaknya tidak menaruh rasa curiga.

“Kami juga menemukan pisau yang digunakan korban masih tajam dan ada batu yang digunakan untuk mengasah pisau,” ujarnya.

Seperti diketahui sebelumnya, di tempat kejadian perkara (TKP), petugas mendapati luka sayatan pisau pada bagian leher korban dengan lebar 20 centimeter dan kedalaman tujuh sentimeter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya