SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam beradarah. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Jumlah kasus demam berdarah dengue atau DBD di Sukoharjo hingga pertengahan April 2020 cukup tinggi. Masyarakat diminta waspada meski pandemi Covid-19 juga belum menunjukkan tanda-tanda segera berakhir.

Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD apalagi saat ini memasuki pergantian musim atau pancaroba.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengatakan DBD hingga pertengahan April menjangkiti 61 orang. Kasus DBD itu menyebar di 12 kecamatan.

1 Karyawan Meninggal, 110 Buruh Pabrik di Gondangrejo Karanganyar Diliburkan Sementara

"Selain persebaran virus Covid-19, masyarakat juga harus mewaspadai penyakit DBD. Intinya masyarakat harus menerapkan pola hidup bersih dan sehat [PHBS]," kata dia saat berbincang dengan wartawan di Menara Wijaya, Selasa (14/4/2020).

Yunia memerinci kasus DBD di setiap kecamatan wilayah Sukoharjo. Kasus DBD terbanyak yakni di Kecamatan Bendosari dengan 13 kasus. Kemudian Kecamatan Nguter dengan 10 kasus, Kecamatan Sukoharjo dan Mojolaban masing-masing tujuh kasus.

Jumlah kasus DBD di Kecamatan Weru, Kartasura, dan Baki masing-masing empat kasus. "Kecamatan Tawangsari, Gatak dan Polokarto masing-masing tiga kasus. Sementara Kecamatan Grogol dua kasus dan Kecamatan Bulu satu kasus," ujar dia.

PT Pan Brothers Boyolali Konfirmasi Satu Karyawan Positif Covid-19

Penyakit DBD disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini berkembang cepat saat musim penghujan. Telur nyamuk yang baru saja menetas menjadi larva dan nyamuk dewasa dapat menularkan virus dengue saat menggigit manusia.

Pemberantasan Sarang Nyamuk

Yunia telah melakukan pemetaan daerah rawan kasus DBD di 12 kecamatan wilayah Sukoharjo. Daerah itu dikategorikan endemis demam berdarah karena terdapat kasus DBD selama tiga tahun berturut-turut.

"Upaya pencegahan paling efektif dengan melaksanakan program pemberantasan sarang nyamuk [PSN] di lingkungan rumah, sekolah, maupun kantor. Petugas pemantau jentik-jentik nyamuk [jumantik] bakal memantau kondisi bak kamar mandi di setiap rumah penduduk," papar dia.

Gegara PSBB, Harga Tiket Bus Wonogiri-Jakarta Naik Hampir 100%

Sementara itu, seorang warga Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Sukirman, mengatakan masyarakat setempat melaksanakan gerakan PSN secara rutin untuk mencegah kasus DBD. Misalnya, membersihkan bak penampungan air, pot bunga dan saluran drainase perkampungan.

Biasanya, warga setempat melakukan kerja bakti setiap Minggu. "Masyarakat juga membersihkan barang-barang yang bisa menjadi sarang telur nyamuk," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya