SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Secara manusiawi, sajian media apa pun beberapa tahun terakhir ini lebih banyak membuat banyak orang merasa muak. Sajiannya seolah mengarahkan semua orang untuk melihat hidupnya, hidup bersama, dan alam semesta ini sebagai salah satu produk gagal. Secara umum sajiannya berupa aneka macam kejahatan, dari yang paling halus sampai yang paling kasar; aneka macam penghancuran diri pribadi, hidup bersama, bahkan kehidupan umat manusia; aneka macam ketidakmampuan manusia untuk menghadapi daya-daya alam.

Dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia, sorotan, komentar miring, sampai caci-maki yang muncul dari ketidakmampuan untuk melihat dan memaknai tingkahlaku para selebriti yang kebanyakan ditampilkan hidupnya yang amburadul, maupun “selebriti” yang berkaitan dengan hidup perpolitikan dan pelayanan masyarakat, membuat banyak orang masuk dalam kebingungan, ketidakjelasan masa depan, dan yang paling memprihatinkan, kehilangan rasa percaya pada kehidupan ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sungguh amat baiklah bahwa masih cukup banyak orang yang ‘ndhadha’, mencoba untuk tetap memaknai kehidupan ini dengan terus menerus mencari kehendak dari Sang Mahakuasa, Sang Pencipta, Sang Pemelihara kehidupan. Mereka mencoba bertahan dalam pengharapan dengan terus mempersembahkan hidupnya kepada Sang Pencipta. Mempersembahkan hidupnya itu termasuk juga mempersembahkan segala ketidakberdayaannya, kegalauannya, ketidakpastiannya, kebingungannya. Tidak mengherankan kalau godaan untuk meninggalkan atau bahkan mengingkari nilai-nilai luhur yang ada pada setiap manusia menjadi begitu besar.

Ungkapan-ungkapan seperti: “Untuk apa hidup baik di dalam masyarakat yang sudah tidak tertolong lagi ini?”, “Untuk apa masih memperjuangkan kejujuran, keadilan, kedamaian kalau ternyata yang beruntung justru mereka yang hidup semaunya sendiri, memperjuangkan kepentingan pribadi atau kelompoknya?”. Yang lebih parah dan sangat memprihatinkan adalah ketika sampai pada seruan: “Masih bermakna kah hidup ini?” Dalam hiruk pikuk dan hingar bingar yang mengarahkan manusia untuk menjauhi atau mengingkari keluhurannya itu, menjelang tahun baru bangsa Indonesia disentakkan oleh rasa kehilangan yang suci.

Mantan Presiden RI, KH Abdurahman Wahid atau yang lebih akrab disapa Gus Dur meninggal dunia. Tokoh yang sering menampilkan kontroversi ini ternyata menjadi cermin yang bening bagi kehidupan bersama. Kehidupannya yang boleh dikata sederhana itu membuat banyak orang Indonesia lalu melihat kembali jati dirinya, jati diri hidup bersamanya sebagai warga bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam kesederhanaan dan keterbatasannya, Gus Dur menunjukkan dengan jelas bahwa perjuangan untuk nilai-nilai luhur yang mempersatukan dan memberi kehidupan kepada bangsa dan negara ini tetaplah bermakna. Perjuangannya yang selama ini tertutup rapat oleh hiruk pikuk dan hingar bingar yang dibuat oleh media dan para selebriti dan “selebriti” tibatiba dimunculkan, membuat orang terhenyak, tetapi sekaligus terbuka hati dan budinya akan makna dari kehidupan dan nilai-nilai luhur yang ada padanya. Hati dan budi yang buram dibersihkan menjadi bening cemerlang dan dapat dipakai untuk bercermin dan melihat kehidupan secara utuh.

Doa-doa yang dilantunkan dari berbagai kalangan menjadi tanda nyata bahwa yang luhur dan mulia, yang ada di hati setiap insan selalu dan tetap bermakna untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik. Yang membuat buram tidak begitu saja menghentikan kegiatannya, namun bagi masyarakat ditunjukkan tonggak dan pondamen yang kalau dijadikan dasar hidup memberikan pengharapan besar akan hidup bersama yang rukun, damai, sejahtera, dalam pujian tanpa henti kepada Sumber dan Tujuan kehidupan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya