Solopos.com, KARANGANYAR -- Tes polymerase chain reaction (PCR) atau swab yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar terkait Covid-19 masih belum mewakili secara keseluruhan populasi di kabupaten setempat.
Tes PCR Covid-19 yang dilakukan penduduk Karanganyar baru sebesar 17 persen dari target yang ditentukan oleh pemerintah pusat.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Hal tersebut diungkapkan oleh Plt. Kepala Dinkes Karanganyar, Purwati, ketika berbincang dengan solopos.com, Rabu (15/7/2020).
Dia mengatakan target dari pemerintah pusat untuk data diagnosa pelacakan berdasarkan tes PCR sebanyak 3.500 penduduk per 1 juta penduduk.
“Sebenarnya aturannya berubah-ubah, karena awalnya itu targetnya 5.000 penduduk per 1 juta penduduk yang di tes PCR. Tapi sekarang berubah jadi 3.500 per 1 juta penduduk. Sampai pekan lalu, hitungan kami baru 17 persen dari target terbaru yang bisa kami swab,” ucap dia di Karanganyar.
Wow! Degan Wulung Jadi “Obat” Pasien Positif Covid-19 Karanganyar
Purwati menjelaskan dalam jangka waktu dekat pihaknya belum akan menargetkan tempat lain untuk dilakukan tes PCR massal.
Pasalnya, dengan adanya tambahan beberapa kasus positif Covid-19 sebelumnya yang merupakan orang tanpa gejala (OTG) akan banyak warga Karanganyar yang harus di-swab berdasarkan tracking.
Pihaknya masih akan fokus melakukan swab massal pada klaster tersebut.
“Dalam jangka waktu dekat belum ada target lain yang akan kami tes. Sementara fokus dulu di-tracking kontak erat dari kasus sebelumnya yang akan kami swab massal. Soalnya ini saja sudah banyak nanti,” beber dia.
Sekat Pemudik Bukan Solusi Tekan Persebaran Covid-19 Karanganyar
Untuk diketahui, pada Selasa (14/7/2020) sebanyak 39 orang diundang ke Laboratorium Kesehatan milik Dinkes Karanganyar di Kompleks Perkantoran Cangakan, Karanganyar, untuk menjalani tes PCR massal karena kontak erat dengan 10 pasien positif Covid-19.
Pengecekan Reaksi Imunitas
Sedangkan pada Rabu kemarin, Dinkes Karanganyar kembali mengundang 39 orang lagi yang diduga melakukan kontak erat dengan pasien sebelumnya untuk menjalani tes massal juga.
Terkait rapid test (tes cepat) Dinkes Karanganyar sudah mengklaim ada 1.000 lebih warga yang dilayani untuk pengecekan reaksi imunitas dengan alat tersebut. Meskipun begitu, rapid test tidak digunakan sebagai acuan data lantaran bukan penentu diagnosa.
“Untuk laporan ke Provinsi Jateng yang jadi patokan itu swabnya atau PCR yang menentukan diagnosa. Jadi rapid itu tidak termasuk untuk mewakili data penduduk untuk kasus Covid-19. Jadi tidak dihitung. Rapid test soalnya hanya bersifat screening awal untuk menentukan tindakan apakah perlu dilakukan swab atau tidak,” ungkap dia.
Tak Batasi Kunker, Karanganyar Juga Tak Syaratkan Surat Keterangan Sehat
Terkait ketersediaan alat, Purwati menjelaskan alat rapid test dan alat pelindung diri (APD) yang dimiliki Pemkab Karanganyar masih dalam kategori aman.
Menurutnya, alat tes cepat yang masih tersedia sebanyak lebih dari 1.000 stik dan APD yang tersedia masih lebih dari 3.000.
“Kalau untuk alat-alat penanganan Covid-19 masih aman semua jumlahnya. APD lebih dari 3.000 dan hampir ke 4.000 jumlahnya. Jadi kami rasa masih cukup untuk stoknya,” kata dia.