SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19. (Antara/Muhammad Adimaja)

Solopos.com, KLATEN -- Salah seorang warga di Ngerangan, Kecamatan Bayat, Klaten, diketahui sempat ngeroki pasien positif Covid-19, Tk, 53 di rumah Almarhum saat Lebaran 2020. Sesuai rencana, petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten bakal melakukan tes swab ke empat warga.

Selain itu, petugas juga akan melakukan rapid test terhadap 9 warga Ngerangan setelah pemakaman jenazah Tk di desa itu, Rabu (3/5/2020) lalu. Sejumlah warga Ngerangan memang sempat khawatir terpapar virus corona karena ikut melayat pemakaman mendiang Tk yang dinilai tak prosedural.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Belum Aman, Ganjar Tak Buru-Buru Buka Sekolah di Jateng

Keterlambatan informasi mengakibatkan warga Ngerangan baru mengetahui mendiang TK merupakan seorang pasien positif Covid-19. Salah satunya adalah warga yang ngeroki Tk saat pulang ke Klaten sebelum diketahui sebagai pasien positif Covid-19.

Informasi itu baru diketahui warga Ngerangan pascapemakaman berlangsung. Padahal saat melayat, sebagian besar warga tak terlalu memperhatikan protokol pencegahan Covid-19. Mereka tak mengenakan masker dan tak memperhatikan jaga jarak.

13 Warga Ngerangan Klaten Rapid Test, Keluarga Jenazah Covid-19 Dilarang Hajatan

Khawatir terjadi persebaran virus corona di Ngerangan, petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten melakukan pelacakan. Mereka menelusuri sejumlah orang yang pernah kontak dengan Tk saat masih hidup atau anggota keluarganya. Itu termasuk warga Ngerangan, Klaten, yang mengeroki pasien Covid-19.

Isolasi

Hal itu dikatakan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Klaten, Anggit Budiarto, saat ditemui Solopos.com, di kantornya.

Melayat Jenazah Covid-19, Puluhan Warga Ngerangan Klaten Belum Rapid Test

“Kami sudah melakukan pendataan terhadap siapa-siapa yang telah melakukan kontak fisik [dengan Tk dan keluarganya]. Dari sana diketahui, ada 13 orang yang kami wajibkan menjalankan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing selama 14 hari," kata dia, Jumat (5/6/2020).

Nantinya, 4 orang akan menjalani tes swab dan 9 orang akan menjalani rapid test pekan depan. Anggit mengatakan keempat warga di Ngerangan yang akan di-swab terdiri dari seorang istri dan dua anak dari mendiang Tk. Di samping itu terdapat seorang warga lain yang pernah ngeroki Tk tanpa sadar yang bersangkutan adalah pasien Covid-19.

RSUD Wongsonegoro Semarang Bantah Pemakaman Jenazah Covid-19 Klaten Langgar Prosedur

Sentuh Peti Mati

Sedangkan kesembilan warga Ngerangan yang akan di-rapid test merupakan warga setempat yang pernah kontak fisik dengan anggota keluarga mendiang Tk. Selain yang mengeroki, sejumlah warga juga turut mengangkat peti mati jenazah pasien Covid-19 itu dengan alat pelindung diri (APD) tak standar.

“Warga yang akan kami swab dan rapid test itu diwajibkan menjalankan isolasi mandiri. Swab dan rapid test sengaja dilakukan satu pekan kemudian [dari pemakaman TK] agar lebih efektif. Jika swab dan rapid test dilakukan di hari itu juga, tentu hasilnya akan negatif karena belum terlihat imunitasnya seperti apa,” katanya.

Telanjur Melayat Jenazah Covid-19, Puluhan Warga Ngerangan Klaten Waswas

Pelaksana Tugas (PLt) Camat Bayat, Kelik, mengatakan 13 warga yang akan diperiksa itu merupakan hasil update pelacakan petugas Puskesmas Bayat. Sebelumnya, Gugas Desa Ngerangan sempat mendata 25 warga yang perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.

“Belasan warga itu pada taat melaksanakan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Itu termasuk warga yang ikut mengusung peti mati [saat pemakaman peti mati tidak dibuka/langsung dikubur],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya