SOLOPOS.COM - Ibu Tili, Waginem, 68, (dari kiri), Tili, 35, dan kakak Tili, Tarumi, 43, di rumahnya di Dukuh Pondok RT 019, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Sragen, Senin (21/2/2022) malam. (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN – Tili, 35, warga Dukuh Pondok RT 019, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Sragen, viral setelah berhasil menyelamatkan buaya berkalung ban di Palu, Sulawesi Tengah.

Buaya berkalung ban di Sungai Palu, Kota Palu, Sulteng, memang sempat menjadi sorotan dunia. Beberapa orang hendak menyelamatkan si buaya dengan mengambil ban yang berada di badannya. Namun, tak satu pun orang berhasil termasuk ahli satwa dari luar negeri.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hingga akhirnya Tili berhasil membuat ban itu terlepas dari si buaya. Tili mengatakan berhasil menyelamatkan buaya selama tiga pekan setelah mendapatkan informasi buaya berkalung ban belum bisa diselamatkan dari seorang tukang.

Baca Juga: Angin Kencang Landa Sragen, Begini Gerak Cepat PLN Pulihkan Gangguan Listrik

Dia menghabiskan biaya sekitar Rp4 juta untuk membeli total 300 meter tali senar dan umpan berupa ayam, bebek, serta burung. Tili pun berhasil menjerat buaya serta menyelamatkan buaya berkalung ban bersama teman-temannya.

Aksi Tili ini terbilang diam-diam. Maklum, Tili sengata tidak meminta izin pemerintah setempat untuk menyelamatkan buaya. Sebab dia takut dikira main-main atau kurang mendapatkan kepercayaan setelah sejumlah ahli satwa liar yang hendak menyelamatkan buaya belum berhasil.

Sejumlah bentuk penghargaan telah diberikan kepada Tili dari sejumlah pihak, antara lain Wali Kota Palu Hadianto Rasyid serta Budiono Rahmadi alias Mas Bro. Akhirnya Tili pulang ke kampung halaman.

Tili tiba di Sragen pada Senin (21/2/2022) malam sekitar pukul 20.24 WIB. Ibu Tili, Waginem, 68, bersama kakak Tili, Tarumi, 43 memeluk Tili dan menangis haru. Maklum, mereka baru berjumpa sejak 2009. Saat itu, Tili pulang dari perantauan ketika mendengar kabar bapaknya tutup usia.

Baca Juga: Waduh! Tanah Gerak Akibatkan Jalan Penghubung Desa di Sragen Terputus

Pria 35 tahun itu kehilangan KTP selama di perantauan. Dia kemudian dibantu seorang kenalan yang dianggap sebagai bapak angkatnya di Kota Palu mendapatkan KTP baru. KTP itu sangat berguna untuk pulang kampung, termasuk melakukan vaksin sebagai syarat perjalanan.

“Rencana mau pulang, urus KTP sudah, vaksin satu kali sudah. Dapat info [terkait] buaya [berkalung ban] enggak jadi pulang. Tapi sekarang sudah vaksin kedua,” kata Tili.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya