SOLOPOS.COM - Monstera Variegata (wikipedia)

Solopos.com, KARANGANYAR — Harga tanaman hias jenis Philodendron dan Anthurium naik beberapa kali lipat di masa pandemi Covid-19. Tidak tanggung-tanggung, kenaikan harga tanaman hias itu bisa mencapai sepuluh kali lipat dari harga sebelum pandemi Covid-19.

Petani sekaligus pedagang tanaman hias di Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Sariyanto alias Wibisono, menceritakan itu. Wibi, sapaan akrabnya, menyebut harga tanaman hias, seperti Monstera, Violin, Syngonium Kuning, Kabel Busi, Philodendron Caramel, dan lainnya naik gila-gilaan selama pandemi Covid-19.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Di masa pandemi ini harganya lebih gila-gilaan. Itu bisa naik sepuluh kali lipat dibanding sebelum pandemi Covid-19. Yang beli juga banyak. Tetapi, sejumlah jenis tanaman itu stoknya terbatas,” tutur Wibi saat berbincang dengan Solopos.com pada Selasa (14/9/2021).

Baca Juga: Warga Solo Beli Monstera dari Lereng Lawu Rp225 Juta, Petani: Awas Tanaman Stres di Tempat Baru

Wibi menduga harga Monstera dan “teman-temannya” itu naik karena masyarakat memilih menyimpan uang di masa pandemi. Di sisi lain, masyarakat membutuhkan hiburan selama berada di rumah. Dia menyebut bukan hanya Monstera White Tiger yang masuk kategori mahal.

Masih ada Kabel Busi yang dihargai Rp90 juta dan Philodendron Caramel Rp40 juta. “Untuk kabel busi yang dihargai Rp90 juta itu untuk tanaman kecil dengan daun berjumlah lima,” katanya.

Selain tiga jenis tanaman hias itu, Wibi menyebut Philodendron Violin menjadi primadona. Tetapi, memang pamornya kalah dibandingkan Monstera White Tiger saat ini. “Kami juga enggak tahu kenapa bisa tiba-tiba harga naik. Tahu-tahu harga melejit. Dan mesti bisa dibeli,” ungkap dia.

Hal senada disampaikan pemilik Mas Dwi Nursery, Dwi Haryanto. Dia mencontohkan Monstera dengan dua daun kecil dihargai Rp2 juta sebelum pandemi. Harga Monstera dengan jumlah daun sama menjadi Rp5 juta hingga Rp6 juta saat ini.

Berdampak pada Tanaman Murah

Dwi juga menyebut bahwa kenaikan harga tanaman hias itu tidak hanya berdampak bagi petani dan pedagang tanaman hias mahal. Menurut dia, tanaman hias mahal kembali moncer ikut mengatrol tanaman hias lokal dengan harga murah dan ekonomi masyarakat setempat.

“Tanaman hias biasa ikut ramai. Masyarakat membeli untuk hiasan rumah. Banyak kok yang datang ke Ngargoyoso, Tawangmangu, Karangpandan, untuk belanja tanaman hias sebagai oleh-oleh. Lumayan bagus dampaknya, warung semakin ramai, dan menumbuhkan lapangan kerja baru,” ujarnya.

Baca Juga: Tanaman Monstera Berharga Mahal, Petani Lereng Lawu: Pengembangbiakannya Gampang-Gampang Susah!

Dia mencontohkan warga yang semula pengangguran mendapatkan “pekerjaan” dengan menjadi perantara atau makelar tanaman hias mahal itu. Dwi mengaku sering didatangi orang yang menyampaikan ingin membantu mencarikan pembeli.

“Dia datang, menyampaikan maksud. Lalu memotret tanaman. Harga dari sata berapa, dia naikkan. Saling kerja sama. Makelar itu kan punya banyak pelanggan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya