SOLOPOS.COM - Ilustrasi kartu BPJS Kesehatan. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, WONOGIRI -- Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengungkap pemerintah membiayai lebih kurang 40.000 Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Wonogiri yang sudah meninggal dunia.

Biaya yang tak tepat sasaran itu mencapai miliaran rupiah. Fakta ini diketahui setelah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri memverifikasi, memvalidasi, dan menyinkronkan basis data terpadu (BDT) PBI 2015 yang selesai dilakukan pertengahan tahun ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lelaki yang populer dengan sapaan Jekek itu menilainya sebagai hal yang ironis. Di saat masih banyak warga miskin yang belum terdaftar JKN, di sisi lain ada puluhan ribu PBI yang sudah meninggal dunia malah dibiayai.

Saat ini data-data itu masih diproses untuk dihapus dari sistem. Namun demikian, dia tak ingin menyalahkan siapa pun. Baginya lebih penting memperbaiki data tersebut agar pembiayaan premi bagi PBI lebih tepat sasaran ke depannya.

Mulai 2020, RS Panti Waluyo Solo Tak Layani Pasien BPJS

Oleh karena itu verifikasi dan validasi secara berkelanjutan sangat penting dilakukan.

“Itu belum termasuk yang mestinya kepesertaannya mandiri tapi ada yang bisa menjadi PBI. Yang tepat sasaran tak lebih dari 40 persen. Kenapa bisa selama ini tidak ketahuan? Wallahu a'lam,” kata Jekek saat ditemui Solopos.com di kawasan kota Wonogiri, Rabu (18/12/2019).

Warga Klaten Ini Justru Lega Setelah Tak Lagi Jadi Penerima Bansos

Nilai premi yang digelontor untuk 40.000-an PBI meninggal dunia selama ini belum diketahui secara pasti. Sebagai gambaran, jika premi PBI meninggal dunia dibayarkan selama setahun, dana yang digelontor pemerintah lebih kurang Rp11 miliar.

Penghitungan itu berdasar nilai premi PBI senilai Rp23.000/jiwa. Informasi yang dihimpun Solopos.com, dari tahun ke tahun jumlah PBI di Wonogiri bertambah.

Bikin Bangga! Sekolah Kapal Pesiar Blue Ocean Solo Raih Juara Tingkat Nasional

Premi mereka ditanggung pemerintah pusat melalui APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten.

Pada 2016 jumlah PBI semester I tercatat 335.462 jiwa, sedangkan semester II meningkat menjadi 359.773 jiwa.

Mobil Parkir 5 Bulan di Bandara Adi Soemarmo Solo, Pemilik Bangkrut & Tak Kuat Ambil

Pada 2017, PBI semester I ada 362.015 jiwa, sementara semester II bertambah menjadi 365.223 jiwa. Tahun lalu jumlah PBI semester I tercatat 365.223 jiwa, semester II meningkat menjadi 372.417 jiwa.

“Tahun ini PBI baru tambah lebih kurang 74.000 jiwa. Mudah-mudahan yang baru ini tepat sasaran,” imbuh Bupati.

Spesifikasi Gahar Asus ROG Phone II, Smartphone Gaming Terkuat di Dunia

Dia juga membeberkan data keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan pengan nontunai (BPNT) yang tak valid. Menurut Jekek, banyak KPM yang mestinya tak berhak menerima bantuan tetapi masih menerima.

Ular Piton 3 Meter Ditemukan di Selokan Gudang Kayu Barat Tugu Makutha Solo

Hanya, Pemkab tidak berwenang mencoret data itu. Bupati menyebut data akhir hasil validasi peserta PBI JKN Wonogiri sudah diusulkan ke Kementerian Sosial (Kemensos) agar diperbaiki.

Ada Bakul Hik Cantik di Klaten, Bikin Betah Wedangan

“Saya melihat sendiri ada penerima BPNT yang mengambil bantuan pakai [Toyota] Innova. Ini bagaimana? Enggak masalah ini terpublikasi. Silakan sampaikan saja kepada masyarakat. Faktanya memang seperti ini, biar dievaluasi,” ulas Jekek.

Kronologi Adian Napitupulu Kolaps di Pesawat

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri, Kurnia Listyarini, belum bisa dimintai informasi lebih jauh karena sedang ada tugas di Kalimantan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya