Solopos.com, KARANGANYAR -- Jumlah pelanggar aturan lalu lintas di Karanganyar berdasarkan profesi serta usia didominasi oleh pelajar atau mahasiswa dan karyawan atau wiraswasta.
Data pelanggar aturan lalu lintas tersebut mengacu pada 11 hari pertama Operasi Patuh Candi yang digelar Polres Karanganyar dua tahun terakhir.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Berdasarkan data dihimpun
ASN Karanganyar Tak Pakai Masker? Ketua DPRD: Beri Sanksi, Bupati Ogah
Sedangkan untuk karyawan atau pekerja swasta menyumbang angka pelanggar lalu lintas sebanyak 1.443 orang pada 2019 dan 177 orang pada 2020.
Sedangkan berdasarkan temuan di lapangan oleh Satlantas Polres Karanganyar, pelanggar aturan lalu lintas paling banyak pada pengendara usia 26 tahun hingga 30 tahun sebanyak 875 orang pada 2019 dan 63 orang pada 2020.
Angka tersebut diikuti usia 21 tahun hingga 25 tahun sebanyak 798 orang pada 2019 dan 109 orang pada 2020.
Sedangkan untuk usia 16 tahun sampai 20 tahun menyumbang angka pelanggaran sebanyak 516 orang pada 2019 dan 79 orang pada 2020.
DPRD Karanganyar Anggarkan Rp10 Miliar untuk Covid-19 dan Ekonomi
Kasatlantas Polres Karanganyar, AKP Maulana Ozar, menjelaskan kemungkinan banyaknya pelajar dan karyawan dalam pelanggaran lalu lintas berkaitan dengan mobilitas orang tersebut.
Berangkat dan Pulang Kerja
Sehingga, profesi tersebut paling banyak terdata saat dilakukannya Operasi Patuh Candi.
“Kan kalau mahasiswa atau pelajar dan karyawan kegiatannya produktif. Mereka sering di jalan untuk berangkat dan pulang kerja. Mereka sering melakukan perjalanan," terang dia kepada solopos.com, Selasa.
"Jadi kemungkinan besar itu yang menyebabkan kenapa banyak yang terjaring saat operasi,” tambahnya.
Maulana juga menjelaskan jika kebanyakan kecelakaan lalu lintas menimpa pelajar yang notabene masih berusia muda.
Operasi Patuh Candi 2020 di Karanganyar, Angka Pelanggar Turun Drastis
Untuk itu, pihaknya berusaha untuk terus menyosialisasikan terkait ketertiban berkendara agar keselamatan antara pengendara di jalan bisa terjaga.
“Pelajar itu data lakalantas paling banyak. Karena itu, kami juga sering masuk ke sekolah-sekolah untuk menyosialisasikan pentingnya etika berkendara dan memperhatikan kelengkapan untuk keselamatan di jalan,” terang dia.