SOLOPOS.COM - Perahu kuno yang ditemukan di Desa Punjulharjo, Rembang, Jawa Tengah. (Kemdikbud.go.id)

Solopos.com, REMBANG — Perahu kuno yang ditemukan di Dusun Jetakbelah, Desa Punjulharjo, Kecamatan/Kabupaten Rembang, Jawa Tengah disebut sebagai yang tertua di Indonesia. Penemuan perahu ini sekaligus membuktikan bahwa nenek moyang orang sejarah adalah pelaut ulung nan tangguh.

Dilansir dari Jatengprov.go.id, Rabu (9/2/2022), perahu yang panjangnya sekitar 15 meter itu diduga berasal dari abad ketujuh hingga kedelapan Masehi. Perahu kuno itu ditemukan sekitar satu kilometer dari garis pantai utara (pantura) Jawa di Rembang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dikutip dari laman unimus.ac.id, apabila pergeseran pantai terjadi satu meter setiap tahun, mka perahu itu diperkirakan telah terdampar selama 1.000 tahun. Perahu itu ditemukan penduduk setempat sekitar tahun 2008.

Baca juga: Perahu Kuno Rembang, Jejak Pelaut Nenek Moyang Orang Indonesia

Asal-Usul Perahu Kuno Rembang

Saat itu, penduduk pesisir pantai Desa Punjulharjo, Jepara tanpa sengaja menemukan perahu kuno pada kedalaman dua meter saat menggali tanah untuk membuat tambak. Lokasi ditemukannya perahu ini berada di sekitar 500 meter dari pantai.

Perahu kuno di Rembang itu kemudian diteliti Tim Balai Arkeologi Yogyakarta. Sampel kayu pada perahu itu kemudian dikirim ke Amerika Serikat untuk diteliti kembali melalui teknologi carbon dating.

Dari alat itu diketahui bahwa perahu berukuran 15,2 x 47 meter itu berasal dari abad ke-7 Masehi. Hasil penelitian itupun membuat perahu ini menjadi situs arkeologi kelautan terutuh dan tertua di Indonesia.

Bahkan situs perahu kuno ini diperkirakan jauh lebih tua dibandingkan dengan Candi Borobudur yang baru dibangun sekitar abad ke-9 Masehi.

Baca juga: Benarkah Nenek Moyang Orang Indonesia Pelaut Tangguh? Ini Buktinya

Temuan itu pun langsung menyedot perhatian warga hingga peneliti. Balai Arkeologi Yogyakarta pun melakukan penelitian dengan menganalisa sampel tali ijuk perahu. Hasilnya menunjukan bahwa perahu kuno itu berasal dari abad 7-8 Masehi atau antara tahun 660-780 Masehi.

Sementara itu, dikutip dari Kemendikbud.go.id, jika dikaitkan dengan konteks sejarah, abad ke-7-8 Masehi adalah masa awal berkembangnya Kerajaan Mataram Kuno di Jawa dan Kerajaan Sriwijaya di Sumatra. Berdasarkan hasil analisa juga menunjukan bahwa Perahu Kuno di Rembang itu dikenal dengan nama Perahu Punjulharjo.

Perahu ini dibuat dengan teknik papan ikat dan kupingan pengikat, sebuah tradisi pembuatan perahu yang lazim dijumpai di kepulauan Asia Tenggara sejak awal abad Masehi sampai sekitar abad 13 Masehi.

Baca juga: Aji Saka, Nenek Moyang Orang Jawa?

Penelitian

Selain Balai Arkeologi Yogyakarta, proses penelitian situs peninggalan perahu kuno di Desa Punjulharjo, Rembang ini juga melibatkan beberapa pihak, seperti Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah, Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, dan Direktorat Peninggalan Bawah Air. Tidak lupa juga, ahli arkeologi maritim dari EFFO, Peranics bernama Prof. P.Y. Manguin.

Menurut Manguin, dengan mengambil sampel tali ijuk untuk pengujian pertanggalan perahu melalui analisa radiokarbon, kawasan maritim Asia Tenggara sudah mengenal teknik pembuatan perahu sejak abad 7 hingga 8 Masehi dengan teknik khasnya. Yaitu menggunakan tali ijuk (arrenga pinnata) dan pasak kayu untuk membentuk badan perahu yang juga dikenal dengan teknik papan ikat atau kupingan pengikat (sewn-plank and lushed plug technique).

Baca juga: Candi Baru, Jejak Orang Kaya di Semarang Tempo Dulu

Manguin juga mengatakan bahwa kapal ini tidak karam, melainkan ditinggalkan oleh pemiliknya. Karena terendam air laut, kayu  kapal menjadi awet dan tidak mudah hancur. Sampai saat ini, tempat ini masih diteliti oleh ahli-ahli arkeolog dan menjadikannya sebagai Cagar Budaya yang harus dilindungi.

Selain menyimpan sejarah, perahu kuno di Rembang peninggalan nenek moyang orang Indonesia itu juga dipercaya menyimpan misteri. Masyarakat setempat sering kali berebut air laut yang merembes ke dasar perahu. Mereka meyakini air laut itu dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya