SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Tiga rumah warga Kampung Dipotrunan RT 003/RW 012 Kelurahan Tipes, Serengan, Solo, yang tertimpa rumpun bambu yang ambruk, Kamis (29/11/2018) malam, mengalami kerusakan bervariasi.

Ada yang rusak di bagian genting atap, ada pula yang temboknya retak-retak. Rumpun bambu yang roboh tersebut dipercaya sudah berumur ratusan tahun. Warga percaya pohon bambu tersebut ditanam 350 tahun yang lalu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Warga RT 001/RW 017, Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo, Suyoto, menjelaskan ibunya yang tinggal di bersama pamannya, Sumino, aman dari ambruknya rumpun bambu tersebut karena rumpun bambu itu ambruk ke arah Kelurahan Tipes, Serengan, Solo.

Dia menjelaskan pohon bambu yang tertanam di daerah itu sudah ada sejak ratusan tahun lalu. “Situ [Kampung Dipotrunan RT 003/RW 012] belum ada pas pohon ini ditanam. Saat itu di sana masih berupa tanah permakaman. Kemudian separuh wilayah di beli Yayasan Pendidikan Islam dan Asuhan Yatim [YPIA] Al Mukmin, Ngruki, untuk dijadikan lapangan,” jelas Suyoto saat berkunjung ke rumah paman dan ibunya itu, Jumat.

Salah satu warga terdampak di Kampung Dipotrunan RT 003/RW 012, Indra Permana, menjelaskan awal mula kejadian itu pada pukul 20.30 WIB. Saat kejadian tembok rumahnya seperti dihantam-hantam, kemudian Indra naik ke lantai II rumahnya dan melihat pohon bambu yang ambruk tersebut mengenai seng rumahnya.

“Saya lalu memutar ke belakang rumah dan melihat pohon bambu yang tumbang sekitar pukul 20.30 WIB. Pada saat itu pohon masih berayun-ayun lama sebelum ambruk. Pohon tidak segera ambruk karena tertahan tembok rumah saya. Pada pukul 21.00 WIB pohon bambu langsung tumbang,” kata Indra, Jumat.

Indra lalu melaporkan kejadian tersebut ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo dan tokoh masyarakat RT 001/RW 017, Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo. Indra menjelaskan kerugian yang diderita hanya genting-genting di rumahnya yang rusak terkena hantaman pohon tersebut.

“Paling kerugian genting rusak. Korban jiwa tidak ada,” jelas Indra.

Indra menjelaskan saat kejadian berlangsung dia mengaku kaget saat mendengar pohon bambu tersebut akan tumbang. Dia pun menunggu pohon tersebut hingga tumbang karena menghantam tembok rumahnya.

“Maunya [setelah kejadian ini] sepanjang bantaran dari Sukoharjo biar dibersihkan. Soalnya setiap banjir ada pohon bambu yang nyangkut di jembatan. Soalnya sampah juga banyak sekali terbuang di sungai,” ungkap Indra.

Dari pantauan Solopos.com, bagian rumah yang tertimpa pohon hingga pukul 10.45 WIB belum bersih dari pohon-pohon yang tumbang. Warga, sukarelawan, BPBD Solo, dan BPBD Sukoharjo, serta petugas Linmas akhirnya menghentikan proses evakuasi karena harus beribadah Salat Jumat.

Rencana kerja bakti akan kembali dilakukan pada Minggu (2/12/2018) akan dilakukan pembersihan lagi. Kondisi rumah saat ini masih tertutupi pohon yang belum di bersihkan semuanya.

Ketiga rumah terdampak masih bisa ditempati karena kebanyakan yang rusak hanya genting dan seng bagian belakang meski ada pula tembok yang retak di bagian yang terkena pohon tumbang. Pemilik ketiga rumah tersebut tetap bisa tinggal di rumah mereka sambil membersihkan bagian-bagian yang rusak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya