SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Bantul–
Tim SAR Pantai Parangtritis hingga Sabtu sore masih melakukan pencarian terhadap satu korban kecelakaan laut yang hilang terseret gelombang ketika sedang mandi di pantai selatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu.

Menurut Ketua Tim SAR Pantai Parangtritis Suroyo, pihaknya masih terus mencari M Arif (18) korban tenggelam dan terseret gelombang laut, dengan menyisir sepanjang pantai itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

M Arif warga Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini hilang terseret gelombang laut Pantai Parangtritis pada Jumat (18/12) sekitar pukul 16.45 WIB, ketika korban bersama seorang temannya mandi di laut itu.

Saat kejadian, teman korban yaitu Olan Mucholik Wibowo (18) yang juga sempat terseret gelombang laut berhasil diselamatkan tim SAR.

Suroyo mengatakan tim SAR masih terus melakukan pencarian terhadap korban M Arif, namun hingga Sabtu sore belum ada tanda-tanda mengenai keberadaan korban.

“Kendala dalam melakukan pencarian korban karena luasnya pantai ini. Meski diketahui lokasi korban terseret gelombang laut, namun belum tentu keberadaan korban masih berada di sekitar tempat tersebut,” katanya.

Ia mengatakan tim SAR tidak gegabah dalam melakukan pencarian terhadap korban tersebut, mengingat gelombang laut pantai selatan Kabupaten Bantul saat ini sedang tidak menentu. “Terkadang gelombangnya tinggi, kemudian normal kembali, dan tiba-tiba tinggi lagi,” katanya.

Menurut dia, tim SAR Pantai Parangtritis dalam melakukan pencarian korban  bekerja sama dengan sejumlah nelayan setempat.

Suroyo mengatakan biasanya jika ada korban hilang terseret gelombang laut pantai ini, dalam waktu 12 jam setelah kejadian, korban belum akan terlihat. “Setelah 24 jam sejak kejadian, biasanya baru terlihat korban mengapung di permukaan laut,” katanya.

Ia menyebutkan lokasi terseretnya korban merupakan kawasan palung laut yang berbahaya. “Korban saat itu meski mencoba berenang, langsung terseret gelombang dan hilang di kedalaman laut,” katanya.

Menurut dia, tidak jauh dari lokasi korban terseret gelombang dan akhirnya hilang, sudah ada papan peringatan dilarang mandi di laut karena tempat itu meruakan kawasan palung yang berbahaya.

ant/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya