SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WONOGIRI — Cerita mengenai calon anggota legislatif (caleg) Partai Golkar Sragen, Sugimin, yang ditemukan dalam kondisi sakit di depan ruko sebelah utara SMPN 1 Wonogiri, Senin (15/4/2019) malam, ternyata hanya cerita fiktif.

Tersangka pembunuh Sugimin, N, sengaja merekayasa cerita itu untuk menutupi jejak perbuatannya. Hal itu berdasarkan pengakuan N kepada penyidik Satreskrim Polres Wonogiri yang memeriksanya, Selasa-Rabu (16-17/4/2018).

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Berdasarkan hasil pemeriksaan itu, N mengakui ia bersama Sugimin sebelum caleg dari Masaran, Sragen, itu meninggal dunia. Dia juga mengakui telah meracuni Sugimin menggunakan racun tikus.

Racun itu dimasukkan ke dalam kapsul obat diare. Diduga saat bersama N, Sugimin mengeluh sakit diare kemudian diberi kapsul berisi racun tikus.

Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP Aditia Mulya Ramdhani mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Uri Nartanti Istiwidayati, mengatakan penyidik kini tengah mendalami keterlibatan orang lain dalam kasus ini.

Dia menyebut orang itu berperan membantu N dalam upaya menghilangkan jejak. Dalam pemeriksaan diketahui N menghubungi seseorang berinisial Mo untuk membawa Sugimin yang sudah tak sadarkan diri ke IGD RSUD Wonogiri.

N meminta Mo membuat cerita seolah-olah Sugimin ditemukan dalam kondisi sakit di teras toko utara SMPN 1 Wonogiri. Mo tinggal tak jauh dari lokasi.

“Jadi, katanya korban ditemukan sakit di dekat SMPN 1 Wonogiri, Senin tengah malam, itu cerita fiktif. Kami masih mendalami peran Mo,” imbuh Aditia saat diwawancarai Solopos.com, Rabu (17/4/2019).

Saat menggali informasi di lokasi kejadian, Solopos.com memang menemukan kejanggalan. Sejumlah warga sekitar mengaku tidak mengetahui ada seorang laki-laki yang ditemukan sakit di teras toko.

Warga setempat, Sulardi, mengatakan jika ada kejadian itu, dia dan warga sekitar pasti mengetahui atau setidaknya mendengar kabar. Terlebih, lokasi temuan dekat rumah dinas pejabat polisi dan Markas Satlantas.

Namun, hingga keesokan harinya tidak ada warga atau polisi yang mengetahuinya. Dia menyebut hal itu aneh. Pemilik salon kecantikan di salah satu toko sisi utara SMPN 1 Wonogiri, Mawar, menyampaikan hal senada. Dia sama sekali tidak mengetahui atau mendengar informasi ada orang sakit yang ditemukan di teras toko.

Sementara itu, meski N sudah mengaku, polisi masih mengumpulkan alat bukti lain untuk memperkuat kasus itu. Bukti itu adalah hasil tes laboratorium forensik di Semarang atas organ dalam Sugimin.

Jika bersesuaian dengan pengakuan N, hasil tes laboratorium akan menjadi bukti yang tak terbantahkan. Bukti yang sudah dimiliki polisi, seperti slip obat diare berisi empat kapsul yang dua butir di antaranya sudah tidak ada, uang tunai lebih dari Rp1 juta, sebuah dompet, dan sejumlah kartu, seperti SIM, kartu keanggotaan DPRD Sragen, dan sebagainya.

Ihwal mobil, uang, atau barang-barang lainnya yang semula dibawa Sugimin, Aditia mengatakan belum menemukan keterkaitan N dengan barang milik Sugimin yang kini tidak ada. Sebaliknya, N justru mengaku dimintai uang oleh Sugimin.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, N bekerja sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Jawa Timur. Saat ini dia tinggal di sebuah perumahan di Kecamatan Wonogiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya