SOLOPOS.COM - Ilustrasi jenazah. (Freepik)

Solopos.com, SEMARANG — Nasib nahas menimpa seorang pedagang ikan di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), bernama Suharno, warga Tambakmulyo RT 004 RW 015, Kota Semarang. Pedagang ikan berusia 64 tahun itu meninggal dunia setelah tersambar Kereta Api (KA) Ambarawa Ekspres di perlintasan kereta api tanpa palang yang terletak di Cilosari, Kemijen, Semarang Timur, Selasa (2/8/2022) pagi.

Informasi yang diterima Solopos.com dari Humas PT KAI Daops IV Semarang, peristiwa tragis yang menimpa pedagang ikan di Kota Semarang itu terjadi sekitar pukul 08.25 WIB. Awalnya, korban berniat melintas di perlintasan sebidang KA yang tanpa palang itu dengan mengendarai sepeda motor dari arah selatan menuju utara.

Promosi Kisah Agen Mitra UMi di Karawang: Penghasilan Bertambah dan Bantu Ekonomi Warga

Meski demikian, bersama dengan korban melewati perlintas sedang melintas KA Ambarawa Ekspres dari arah barat menuju timur. Korban tidak menyadari jika ada kereta api yang akan melintas.

Menurut keterangan tertulis Humas PT KAI Daops IV Semarang, KA Ambarawa Ekspres sudah membunyikan semboyan 35 atau suling lokomotif saat melintas di perlintasan sebidang tersebut.

Pun demikian dengan warga dan pemakai jalan yang ada di lokasi sekitar telah meneriaki korban untuk memberikan peringatan agar tidak melintas karena ada kereta api yang lewat.

Baca juga: Sepur Kelinci Tertabrak KA di Serang Banten, 9 Orang Meninggal

Meski demikian, korban rupanya tidak mendengar peringatan tersebut. Alhasil, korban pun terserempet KA Ambarawa Ekspres hingga meninggal dunia di lokasi kejadian. Bahkan, sepeda motor yang digunakan kabarnya sempat terseret kereta hingga 50 meter.

Manajer Humas PT KAI Daops IV Semarang, Krisbiyantoro, dalam keterangan tertulisnya, Selasa sore, mengaku prihatin dengan kecelakaan yang menipa korban di perlintasan sebidang yang terletak di Citosari, Kemijen, Semarang Timur itu. Pihaknya pun akan melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Semarang tentang dua perlintasan sebidang yang tidak dijaga tersebut karena sangat berbahaya.

“Dari Pam [pihak pengamanan KAI] sudah berkoordinasi dengan aparvat setempat agar perlintasan tersebut dijaga, karena dari masyarakat tidak berkenan jika perlintasan tersebut ditutup,” ujar Krisbiyantoro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya