SOLOPOS.COM - Petani Delanggu, Klaten memanen padi, Senin (29/10/2012). (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)

Petani Delanggu, Klaten memanen padi, Senin (29/10/2012). (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN — Harga beras IR 4 yang mayoritas dikonsumsi masyarakat luas anjlok dari harga semula Rp8.500 per kilogram (kg) sekarang menjadi Rp7.500/kg. Disinyalir turunnya harga beras itu akibat masuknya beras impor ke Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sekarang ini jumlah beras di pasaran sebenarnya tidak banyak, karena tanaman padi petani banyak yang terserang hama. Tetapi walaupun jumlah beras di pasar terbatas, harga tidak naik seperti lazimnya pada kondisi normal, karena ada beras impor yang harganya murah,” ujar Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Delanggu, Atok Susanto
ketika ditemui wartawan di kediamannya, Tlobong, Delanggu, Senin (29/10/2012).

Menurut dia gara-gara masuknya beras impor ke Tanah Air berdampak luas terhadap beragai bidang. Di bidang pertanian, di antaranya merusak harga beras di pasar dan berbagai hal lainnya.

Bahkan para petani banyak yang enggan menjual gabah mereka karena banyak merugi. Jika pada kondisi normal para petani banyak yang menjual padi ke para tengkulak, akhir-akhir ini banyak yang memilih membawa pulang hasil panen padi masing-masing.

Dia menambahkan masuknya beras impor dari berbagai negara seperti dari Thailand, Vietnam dan sebagainya ke Indonesia mulai dirasakan para petani di Delanggu sejak kira-kira sepekan terakhir. Akibatnya para petani di Tlobong banyak merugi jutaan rupiah.

Terkait kenyataan ini Atok berharap pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan dan Pertanian berkoordinasi mengendalikan
sistem impor beras. Paling tidak beras impor agar tidak langsung di lepas ke pasar bebes begitu saja.

“Idealnya beras impor itu digudangkan terlebih dahulu. Nanti kalau ingin melepas, hendaknya juga ada cara tersendiri yaitu melepas dengan pelan-pelan. Dengan cara itu diharapkan beras hasil panen petani tidak terlalu terdesak beras impor,” papar dia.

Salah seorang petani di Desa Tlobong, Delanggu, Mulyono, 50, mengatakan pada kondisi normal, beras hasil panen sawahnya seluas
kira-kira 1.300 meter persegi laku dijual Rp4 juta, sepekan terakhir ini harga itu jatuh menjadi Rp3,5 juta.

“Kalau padi saya kemarin saya jual hanya laku Rp800.000 karena tanaman padi saya memang terserang hama wereng. Karena akhir-akhir ini serangan hama wereng memang mengganas sehingga hasil panenan saya tidak bisa maksimal,” terang dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya