SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona atau covid-19 (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN -- Kalangan pengusaha rumah makan di Kabupaten Sragen terkena imbas wabah virus corona atau Covid-19. Salah satunya pemilik rumah makan Djos Gandhos yang terpaksa menutup empat rumah makannya.

Karyawan rumah makan itu dirumahkan tetapi tetap digaji meskipun tidak penuh. Pemilik rumah makan Djos Gandhos Sragen, Budiono Rahmadi, saat berbincang dengan Solopos.com di Sragen Kota, Kamis (2/4/2020), mengaku empat rumah makan miliknya terpaksa tutup.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Omzet penjualannya tidak bisa menutup biaya operasional dan produksi rumah makan itu. Budi menyampaikan keempat rumah makan itu berada di Gondang, Jambangan Kedawung, Gemolong, dan Boyolali.

Jokowi Tak Larang Mudik, Kini Wapres Ingin Fatwa Haram Mudik

“Kami bisa bersyukur karena masih ada sumber pendapatan lain, yakni dari usaha grosir peralatan dan perkakas rumah tangga,” ujar Budi.

Namun, pengusaha rumah makan di Sragen ini mengatakan usaha grosir dan distributor alat rumah tangga itu pun terkendala karena omzetnya turun sampai 50%.

"Akhirnya, kami terpaksa merumahkan 50% karyawan tetapi tetap mendapat gaji separuh dari gaji pokok," kata dia.

Wali Kota Solo Jamin Tak Ada Penolakan Pemakaman Jenazah Covid-19, Asal...

Dia menjelaskan wabah Covid-19 ini dampaknya terhadap ekonomi memang ada dan mestinya segera disikapi Pemkab Sragen. Pemkab mesti mulai memikirkan penanganan dampak wabah ini kepada para pekerja di sektor informal dan para buruh.

Imbas ekonomi Covid-19, kata dia, tidak sekadar menghantam pengusaha berskala besar seperti dirinya tetapi juga menghantam para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Bertahan Meski Omzet Menurun

Pengusaha rumah makan yang juga Komisaris Geprek Group Sragen, Kusnadi Ihwani, juga mengatakan hal senada. Saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (3/4/2020), Kusnadi menyampaikan omzet 39 cabang rumah makan Geprek Sako di Jawa turun cukup signifikan.

Persebaran Corona Solo: Ini Empat Kelurahan dengan ODP Terbanyak

Kendati ada penurunan omzet, dia mengatakan Geprek Group masih berusaha bertahan. “Kami semaksimal mungkin bertahan karena banyak karyawan. Kami tidak merumahkan karyawan. Mereka tetap bekerja,” katanya.

Dengan omzet yang turun itu, rumah makan yang dikelola Kusnadi masih bisa mendapatkan laba sedikit meskipun hanya cukup untuk menggaji karyawan. "Kami berharap sudah ada tanda-tanda Covid-19 segera berakhir."

Lain pengusaha rumah makan, lain pula dengan pengusaha air di Sragen. Pemilik Kangen Water asal Jetak Tani, Duyungan, Sidoharjo, Sragen, Endang Dwi Astuti, mengatakan bisnisnya justru tumbuh saat terjadi wabah corona.

Rapid Test Pemudik Nguter Sukoharjo Positif Corona, Sekda: Baru Screening Awal, Warga Tak Perlu Panik

Dia bisa mendapatkan omzet sampai puluhan juta rupiah dalam waktu sepekan. Mesin Kangen Water miliknya bisa menghasilkan air dengan kadar PH 2,5% dengan keasaman tertentu yang berfungsi sebagai hand sanitizer.

“Saya awalnya sedekah air Kangen Water itu ke Masjid Al Falah dan saya minta didoakan omzet saya sesuai target. Alhamdulillah, omzet saya meningkat sesuai harapan,” ujar Endang.

Karena itu pula dia sedekah mesin Kangen Water senilai Rp27 juta agar bisa dimanfaatkan Badan Usaha Milik Masjid (BUMM) Al Falah Sragen untuk pelayanan jemaah.

Kisah Endang itu diharapkan bisa menjadi inspirasi para pengusaha Sragen agar rajin bersedekah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya