SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) Kamis (14/7/2022) disebut akan dipengaruhi rilis data inflasi Amerika Serikat pada Juni 2022 yang melesat jauh di atas ekspektasi pasar.

Data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (CPI) AS naik 9,1 persen pada Juni 2022 dan merupakan lonjakan terbesar sejak 1981.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tingkat inflasi yang melampaui ekspektasi pasar ini diyakini bakal makin memantapkan langkah The Fed untuk melanjutkan kebijakan agresif menaikkan suku bunga acuan.

Hal tersebut bakal mempersempit jarak antara tingkat suku bunga The Fed dan Bank Indonesia dan mendorong keluarnya investasi asing.

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menyebutkan IHSG berpotensi terkoreksi di rentang 6.550—6.700. Pada perdagangan kemarin, IHSG mengakhiri perdagangan di zona merah dengan koreksi 1,15 persen ke posisi 6.640,99.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Terkoreksi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

“Inflasi ini berpotensi diikuti kenaikan suku bunga The Fed yang makin agresif, sedangkan suku bunga dalam negeri belum naik. Hal tersebut membuat spread suku bunga menjadi makin tipis sehingga mendorong aliran dana asing keluar dari Indonesia,” kata Cheryl ketika dihubungi Bisnis, Rabu (13/7/2022).

Senada, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan kenaikan tingkat suku bunga The Fed yang terlalu agresif bisa memicu resesi karena bakal berimbas pada tingkat investasi dan aktivitas konsumsi.

Dalam situasi ini, pelaku pasar akan cenderung mengalihkan aset ke instrumen investasi yang lebih aman seperti deposito dan obligasi.

“Pastinya IHSG akan merespons dengan pelemahan dan berpotensi bergerak ke bawah level 6.600, terlebih dengan status Indonesia sebagai emerging market,” kata Nico.

Baca Juga: Batal Diakuisisi, Twitter Bentuk Tim Hukum untuk Tuntut Elon Musk

Selain rilis data terbaru tingkat inflasi AS, Nico mengatakan pelaku pasar juga tengah mengantisipasi laporan kinerja ekonomi kuartal II/2022 China.

Terdapat indikasi bahwa perekonomian China akan tumbuh negatif secara kuartalan imbas dari pembatasan mobilitas dalam kebijakan Zero Covid-19.

“Jika ekonomi China pada kuartal II/2022 tumbuh negatif, ini menjadi pertanda sudah ada ekonomi besar yang mengalami perlambatan,” kata dia. Pada Rabu (13/7/2022), IHSG ditutup pada posisi 6.640,99, atau turun 1,15 persen.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan dalam risetnya menjelaskan, IHSG kemarin ditutup melemah setelah bergerak dalam area negatif sejak awals esi perdagangan dipengaruhi kekhawatiran akan kenaikan suku bunga akhir bulan ini serta didorong pelemahan bursa saham secara global.

Dennies memprediksi IHSG akan melemah pada perdagangan hari ini. Secara teknikal, candlestick membentuk longblack body dengan stochastic membentuk deadcross mengindikasikan potensi pelemahan dengan rentang mencapai support lower bolinger band.

“Investor akan mencermati beberapa data ekonomi yang diperkirakan dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga akhir bulan ini,” jelas Dennies.

Selanjutnya, Dennies memperkirakan IHSG bergerak pada level support 6.576 dan 6.608 serta resistance 6.699 dan 6.758.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya