SOLOPOS.COM - Giyem, nenek dari Wahyu Ristanto, 24, (kiri) duduk bergeming di kursi kayu di rumahnya di Dusun Banaran, Jatiyoso, Jatiyoso, Karanganyar, Kamis (13/9) siang. Sejak mendengar kabar keterlibatan Ris (sapaan akrabnya) dengan jaringan teroris, Giyem tidak doyan makan. (Foto: Kurniawan/JIBI/SOLOPOS)

Giyem, nenek dari Wahyu Ristanto, 24, (kiri) duduk bergeming di kursi kayu di rumahnya di Dusun Banaran, Jatiyoso, Jatiyoso, Karanganyar, Kamis (13/9) siang. Sejak mendengar kabar keterlibatan Ris (sapaan akrabnya) dengan jaringan teroris, Giyem tidak doyan makan. (Foto: Kurniawan/JIBI/SOLOPOS)

KARANGANYAR–Di ruang makan yang menyatu dengan dapur, Giyem, nenek dari Wahyu Ristanto alias Anwar, 24, terduga teroris asal Dusun Banaran RT 001/RW 006 Desa Jatiyoso, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, terduduk lemas di kursi kayu, Kamis (13/9).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Matanya merah dan lebam. Satu per satu anggota keluarga dan kerabat mencoba menghibur dan menguatkan hati Giyem. Termasuk beberapa petugas polisi dan TNI yang berjaga di kediaman Wahyu. Namun usaha mereka sia-sia. Perempuan tua itu bergeming. Kepalanya tertunduk lesu dengan sorot mata hampa. Kedua kakinya mengatup, begitu juga tangannya yang keriput.

Sejak mendengar kabar mengagetkan keterlibatan cucunya, Wahyu Ristanto alias Anwar, terlibat teroris, Giyem merasa sangat terguncang. Makanan dan minuman seolah terasa tidak menarik lagi baginya. “Saya tidak enak makan,” tuturnya lirih. Tidak hanya Giyem, duka dirasakan seluruh anggota keluarga, kerabat juga tetangga Wahyu Ristanto.

Pasalnya selama ini Ris (sapaan akrabnya) dikenal sebagai pribadi baik dan taat kepada orangtua. Tidak hanya rajin beribadah, anak pertama dari pasangan Jatmiko dan Wariyem rajin membantu pekerjaan orangtua. Tidak terpikir sama sekali sebelumnya, Ris bakal menjadi bagian jaringan teroris. “Saat kali pertama mendengar kabar Ris meninggal karena ledakan bom saya sangat kaget dan tidak percaya,” ujar Sriyono, kerabat korban asal Glagahmalang, Wonorejo, Jatiyoso.

Kendati bertampang terbilang menarik, Ris juga tidak pernah diketahui berpacaran dengan teman perempuannya. Semasa sekolah, Ris lebih sering menghabiskan waktunya untuk keluarga dan kegiatan sosial masyarakat. Ris juga tidak pernah diketahui bergaul dengan kelompok pemuda yang suka berbuat tidak sepatutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya