SOLOPOS.COM - Ilustrasi Densus (JIBI/dok)

Ilustrasi Densus

SOLO—Qomasu Muawiyah Arob alias Nu’im, 39, warga Jl Kenong, Kampung/Kelurahan Joyotakan RT 003/RW 004, Serengan, Solo, juga ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Selasa (14/5/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tim elite polisi itu meringkus keponakan Abu Bakar Ba’asyir itu di depan rumahnya 10 jam setelah penangkapan Slamet Pilih. Saksi mata yang juga tetangga Nu’im, Si, 35, mengaku melihat empat lelaki berboncengan menggunakan dua unit motor dari arah timur tiba-tiba menangkap Nu’im saat ia berada di depan rumahnya.

Menurutnya, Nu’im dibawa menggunakan motor ke arah barat lewat di depan dirinya berada saat itu. Dikatakannya, saat hendak ditangkap Nu’im berusaha melarikan diri. Salah satu  orang yang menangkap mengeluarkan pistol dan memberi tembakan peringatan satu kali.

Ekspedisi Mudik 2024

Pada saat yang sama anak Nu’im keluar dari dalam rumah dan menangis histeris melihat bapaknya ditangkap. “Yang saya lihat ada satu orang yang mengeluarkan pistol dan menembakkannya ke arah atas. Bunyi tembakan saya dengar hanya sekali. Nu’im diangkut dengan motor dan diapit oleh dua orang,” urai Si.

Istri Nu’im, Nunik, saat ditemui wartawan mengaku tak mengetahui kronologi penangkapan suaminya. Karena, saat kejadian ia tidak berada di rumah.

Histeris
Ia mengecam tindakan orang yang menangkap suaminya. Ia menilai mereka sangat arogan. Berdasar pengakuan anaknya, 7, yang melihat kejadian itu, salah satu orang yang menyergap Nu’im sempat menodong anaknya itu. Akibatnya, Uk sangat trauma dan menangis histeris.

Ketika disinggung mengenai pekerjaan dan keseharian suaminya, Ninuk menolak menjelaskannya. Adik kandung Nu’im, Fauzi, 36, saat mendampingi keluarga Nu’im, kepada wartawan menginformasikan kakaknya itu merupakan anak ke delapan dari sembilan bersaudara.

Ia menjelaskan, dirinya dan Nu’im merupakan keponakan Abu Bakar Ba’asyir (ABB). Diceritakannya, Nu’im baru beberapa pekan berada di rumah. Sebelumnya, lulusan D3 jurusan komputer di sebuah perguruan tinggi swasta di Solo itu bekerja sebagai juru ketik di Jakarta.

“Kakak saya memang pernah menjadi anggota JAT (Jamaah Anshorut Tauhid). Ia mengundurkan diri sekitar dua tahun lalu, karena berbeda prinsip. Hingga saat ini kami belum mengetahui kakak saya ditangkap karena kasus apa,” papar Fauzi.

Menurut salah satu tetangga Nu’im, Lk, Nu’im sangat jarang srawung atau berbaur dengan warga. Lk menyebut tidak banyak warga yang mengetahui nama Nu’im.

Ia mengaku mengetahui nama Nu’im setelah kejadian penangkapan itu. Padahal, Nu’im menempati tempat tinggalnya sekarang sejak dua tahun lalu.

Informasi yang diperoleh Solopos.com, Nu’im diduga menjadi salah satu anggota jaringan Slamet Pilih Utomo. Kapolresa Solo, Kombes Pol Asjima’in, saat dimintai konfirmasi wartawan, membenarkan adanya penangkapan Pilih. Namun, ketika dimintai konfirmasi terkait penangkapan Nu’im melalui telepon, Asjima’in tidak mengangkatnya.

Ia menjelaskan pihak yang menangkap Pilih adalah tim Densus. Menurutnya, Pilih ditangkap karena diduga merupakan anggota jaringan teroris di sejumlah daerah, seperti Bandung, Kebumen dan Jakarta.

Ketika ditanya mengenai peran Pilih, Asjima’in enggan menjelaskan dengan alasan hal itu bukan wewenangnya.

“Betul, yang ditangkap atas nama Slamet Pilih Utomo. Karena ya terlibat dengan jaringan teroris di daerah lain,” terang Asjima’in.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya