SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

JAKARTA – Pengamat terorisme Mardigu Wowiek Prasantyo menilai peta pergerakan kelompok teroris di Indonesia tidak lagi bersifat masif melainkan berubah menjadi sporadis dan tersebar. “Sekarang sepertinya peta pergerakannya tidak lagi masif dengan membuat ledakan besar dan terorganisasi dalam kelompok besar, melainkan sporadis dengan kelompok berjumlah kecil namun tersebar,” kata dia di Jakarta, Kamis. Meskipun tidak masif dan hanya merupakan kelompok kecil yang tersebar, Mardigu menilai dampak dari teror yang dilakukan tetap mengganggu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia melihat saat ini kelompok teroris tidak lagi mencari daerah-daerah plural sebagai lokasi bersembunyi, layaknya Jakarta dan Solo. Kelompok itu sudah benar-benar menyebar ke daerah terpencil. “Kalau dulu kelompok teroris senang bersembunyi di daerah plural seperti misalnya Jakarta atau Solo agar pergerakannya tidak dicurigai. Tapi sekarang mereka kelihatannya sudah sulit bergerak di daerah seperti itu, sehingga mereka menyebar ke daerah lain seperti Kalimantan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, sampai daerah Gunung Merbabu,” kata dia.

Terkait upaya aparat keamanan dalam memberantas kelompok teroris, menurut Mardigu, saat ini Badan Intelijen Negara (BIN) mengalami kesulitan, karena BIN hanya bisa memata-matai tanpa dapat serta merta menindak pihak-pihak yang dicurigai sebagai teroris. “Memang BIN sendiri akan kesulitan karena aturan yang ada intel hanya boleh spying, mereka tidak bisa langsung melakukan tindakan. Kalau intel langsung menindak, aktivis HAM bisa teriak nanti,” ujar Mardigu.

Sebelumnya, terjadi aksi teror berupa pembunuhan terhadap dua personel polisi yakni Briptu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman di Poso, Sulawesi Tengah, yang diduga dilakukan oleh kelompok teroris. Kronologis kejadiannya, Briptu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman dinyatakan hilang pada 8 Oktober saat melakukan penyelidikan terkait kelompok teroris di Poso. Pada Selasa (16/10/2012), mereka berdua ditemukan terkubur dalam satu lubang dalam keadaan meninggal dengan luka di leher yang diduga akibat senjata tajam.

Hingga saat ini pihak kepolisian masih menyelidiki peristiwa tersebut, dan belum dapat memastikan apakah pembunuhan itu dilakukan oleh kelompok teroris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya