JAKARTA–Terduga teroris Muchsin, 19, yang tewas tertembak dalam baku hantam dengan Densus di Tipes Solo, Jumat (31/8/2012) lalu, sebelum berangkat ke Solo pamitan dengan keluarganya.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Ayah Muchsin, Muslim saat ditemui di rumahnya di Batu Ampar, Jaktim, Senin (3/9/2012), mengatakan Muchsin pergi ke Solo pada 26 Agustus lalu. Dia pamit hendak mengurus yayasan di Solo. Yayasan itu tengah mengolah bisnis ikan. Dia juga menitipkan KTPnya ke kakaknya, Sidik. KTP itu diberikan pada kakaknya sebelum keberangkatannya. Pesan SMS masuk sebelum peristiwa penyergapan Densus 88 pada Jumat (31/8). Muchsin dan kawannya Farhan diduga melakukan penyerangan pos polisi yang menewaskan satu orang petugas Densus 88
“Loh kok dibakar! Polisi sudah tahu semua,” kata Muslim kepada Sidik yang dititipi KTP. Muslim baru tahu anaknya tewas pagi tadi.
Sementara itu menurut tetangga, Muchsin memang pendiam. Tapi kalau bertemu tetangga selalu menyapa. Bahkan pada lebaran kemarin, tetangga sempat saling menyapa dengan Muchsin dan bermaaf-maafan.
“Sebelum Lebaran juga dia pernah membawa rekan-rekannya di pesantren ke rumahnya. Tapi cuma makan-makan saja,” imbuh tetangga Muchsin, Ade.
Ibu rumah tangga yang rumahnya tak jauh dari Muchsin itu menuturkan, sehari-hari di Jakarta, kala pulang dari pesantren, Muchsin berpenampilan biasa saja. Tak ada kata-kata atau perilaku yang mencerminkan dengan kekerasan.
“Dia juga mengaku sudah lulus dari pesantren dan kerja di restoran yang ada mess-nya. Dan dia tinggal di sana,” tambah Ade.