SOLOPOS.COM - Anggota tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri mengawal salah satu terduga teroris menuju bus yang akan mengangkutnya saat dipindahkan dari Mako Brimob Polda DIY menuju Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jakarta, Jumat (28/9/2012). Keenam terduga teroris yang ditangkap beberapa hari lalu di Solo tersebut dipindahkan ke Jakarta melalui jalan darat bus dan kawalan ketat tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri . (Foto: JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Anggota tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri mengawal salah satu terduga teroris menuju bus yang akan mengangkutnya saat dipindahkan dari Mako Brimob Polda DIY menuju Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jakarta, Jumat (28/9/2012). Keenam terduga teroris yang ditangkap beberapa hari lalu di Solo tersebut dipindahkan ke Jakarta melalui jalan darat bus dan kawalan ketat tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri . (Foto: JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

SOLO—Fendi mempunyai nama lengkap Wendi Febriangga, terduga teroris yang belum lama ini ditangkap di Poso. Kediamannya di Gonilan, Kartasura, Sukoharjo, Kamis (27/9/2012) digeledah Densus 88.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Wendi  alias Fendi merupakan warga Bekonang, Sukoharjo. Informasi yang berhasil dihimpun JIBI/SOLOPOS, Jumat (28/9/2012), di rumah kontrakannya di Tuwak RT 001/RW 005, Gonilan, Kartasura, Sukoharjo,  Fendi tinggal bersama istrinya, Rahma, perempuan asal Surabaya.

Mereka dikarunia dua anak yang masih usia balita. Fendi diketahui pernah bekerja di sebuah penerbit buku islami yang berkantor di Gonilan sekitar empat tahun lalu. Di penerbit itu ia dipercaya sebagai editor. Namun,  karena sesuatu hal ia dipecat oleh pemilik penerbit tempat ia bekerja. Masa kerja terhitung kurang dari satu tahun.

“Ketika itu ia masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di Pabelan dan masih indekos. Saat itu ia belum punya istri dan anak. Yang saya tahu dulu ia mengambil jurusan Psikologi,” ujar sumber yang enggan disebut namanya ketika ditemui JIBI/SOLOPOS, Jumat (28/9).

Di matanya, Fendi adalah orang pintar. Berkat ilmu yang dipelajari selama kuliah Fendi mengetahui karakter orang hanya dari tulisan tangan atau gambar yang dibuat dengan tangan. Menurut sumber tersebut itu Fendi tidak menyukai ilmu filsasat.

Filsafat bagi Fendi, kata sumber, adalah hal yang bertentangan dengan keyakinan agama Islam. Pasalnya, Fendi menilai filsafat itu harus menggunakan logika atau akal manusia. Sedangkan ilmu agama dipahami harus dengan keyakinan yang akal manusia pun tak akan bisa menjangkau jika memikirkan tentang kedalamannya.

“Kalau membahas tentang ajaran Islam radikal Fendi itu sangat getol. Hingga saat ini saya enggak habis pikir ia bisa terjerumus dalam jaringan terorisme. Saya yakin dia bukan pemimpin atau penggerak. Mungkin ia hanya sebagai pengikut. Kalau saya lihat pemikirannya masih sangat labil, jadi mudah dicekoki doktrin-doktrin,” urai sumber tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya