SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Densus 88 (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Terorisme di Indonesia terus diburu. Densus menangkap beberapa orang diduga jaringan Santoso serta menggagalkan rencana teror di Batam & Singapura.

Solopos.com, JAKARTA — Densus 88 Polri kembali mengamankan tiga tersangka jaringan teroris Santoso. Ketiganya memang bukan termasuk dalam kelompok teroris namun mereka memfasilitasi kelompok tersebut.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Karopenmas Mabes Polri Brigjen Agus Rianto mengatakan penangkapan dilakukan pada Kamis (4/8/2016) pukul 08.00 WIT. Ketiganya diamankan lantaran selama ini berperan sebagai kurir kelompok teroris Abu Wardah itu.

Ekspedisi Mudik 2024

“Ketiganya bukan termasuk DPO tapi ketiga ini aktif sebagai kurir dalam rangka mendukung operasional seperti rangka pengumpulan logistik kelompok tersebut,” ujar Agus di Mabes Polri Jakarta Selatan, Jumat (5/8/2016).

Adapun ketiganya kata Agus yakni IA yang ditangkap di rumahnya di Morowolo, Sigi, Sulawesi Tengah, dan JA di tangkap di rumahnya di Palu, Sulawesi Tengah. Sedangkan MA ditangkap saat akan terbang ke Kalimantan. “Jadi MA ini sudah di dalam salah satu pesawat yang sudah siap berangkat ke Kalimatan,” ujar Agus.

Dalam kesempatan yang sama, Agus mengungkapkan pihak Polri juga telah menangkap enam orang yang diduga tergabung dalam kelompol Kitabah Gonggong Rebus (KGR) di Kepulauan Riau, Batam. Penangkapan enam orang dengan inisial GRD, TS, ES, TAR, HGY dan MTS tersebut berada di lokasi yang berbeda.

“Tadi pagi, [Jumat, 5/8/2016] kita menangkap 6 orang yang diduga kelompok teroris yang blm pernah didengar namanya, yakni KGR [Kitabah Gonggong Rebus] di Batam, Kepulauan Riau. GRD, seorang karyawan, ditangkap pukul 07.20 WIB di sekitar Batam Center. TS, ditangkap di daerah Nagoya. ES, ditangkap di Batam Center pukul 07.25 WIB. TAR, di Batam Center. HGY, ditangkap di Jl. Brigjen Katamso, Batuaji dan tersangka MTS, ditangkap di Batuaji,” ujar Agus.

Agus mengungkapkan kelompok tersebut dipimpin oleh tersangka dengan inisial GRD yang juga pernah menampung dua orang anggota kelompok jaringan teroris di Uighur dengan inisial D, AA, dan BN. “GRD fasilitator keberangkatan mereka-mereka yang ingin bergabung ke Suriah melalui Turki. GRD juga diduga menjadi penerima dan penyalur dana kegiatan radikalisme, khususnya di Indonesia yang berasal dari Bahrun Naim,” lanjutnya.

Menurut informasi yang diterima pihak Polri, Agus mengungkapkan, sebelumnya GRD dan BN pernah berencana untuk melakukan serangan teror ke Singapura termasuk dengan rencana bom bunuh diri dengan sasaran tempat keramaian, obyek vital dan kantor polisi, serta mengembangkan jaringan teroris di Indonesia dan ASEAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya