SOLOPOS.COM - Petugas kepolisian menunjukkan foto 10 orang anggota kelompok Santoso yang tertembak oleh Satgas Operasi Tinombala 2016 di Mapolda Sulawesi Tengah, Palu, Kamis (30/6/2016). Sejak dilancarkannya Operasi Tinombala di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah Januari 2016 lalu, satu demi satu anggota kelompok Santoso berkurang karena menyerahkan diri, tertangkap hidup-hidup, hingga tertembak mati. (JIBI/Solopos/Antara/Basri Marzuki).

Terorisme di Indonesia kini menyebar dengan sasaran negara tetangga Singapura. Pemerintah negara itu mengaku tak kaget.

Solopos.com, JAKARTA — Singapura mengaku sadar bahwa pihaknya sedang menjadi incaran kelompok teroris yang bisa menyerang dari mana saja. Oleh Karena itu, Kementerian Dalam Negeri Singapura mengaku tidak terkejut ketika Densus 88 Polri menahan enam orang tersangka militan yang berencana hendak menyerang negara tetangga Indonesia tersebut.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

“Kami menyadari adanya perencanaan untuk menyerang kami menggunakan roket,” kata Menteri Dalam Negeri dan Hukum K. Shanmugan seperti dikutip dari Reuters, Jumat (5/8/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Dia mengatakan serangan tersebut bisa jadi dilakukan oleh teroris yang mencoba masuk ke Singapura atau yang menargetkan Singapura dari luar negara tersebut. Keenam orang tersebut berencana untuk menyerang Singapura yang berjarak hanya 15 kilometer dari Batam. “Ukuran [negara] kami yang kecil meningkatkan risiko,” kata Shanmugam.

Pascapenangkapan enam orang teroris di Batam yang diduga terkait dengan ISIS, Singapura pun meningkatkan keamanan di perbatasan dan di pusat negara tersebut. Pemerintah Singapura juga menyebutkan telah bekerja sama dan berkoordinasi dengan Indonesia guna memonitor aktivitas kelompok tersebut.

“Institusi keamanan kami telah berkoordinasi dengan otoritas Indonesia sejak pengungkapan rencana penyerangan ini, untuk memonitor aktivitas kelompok tersebut dan untuk menangkap mereka yang terlibat,” katanya.

Selama ini, Singapura yang memiliki penduduk dari beragam etnis dikenal memiliki citra sebagai salah satu negara paling aman di dunia dan belum pernah mengalami serangan ISIS sebelumnya.

Sebelumnya, Polri menahan enam militan yang memiliki hubungan dengan ISIS dan merencanakan untuk menyerang Singapura di Batam. Keenam tersangka diduga memiliki hubungan dengan Bahrun Naim, seorang militan ISIS dari Indonesia. Penyidik yakin bahwa Naim merupakan dalang dibalik serangan pada Januari di Jakarta yang menewaskan delapan orang termasuk pelaku penyerangan.

“Ada hubungan dengan Bahrun Naim karena ada komunikasi dengan Bahrun Naim. Namun, apakah mereka terafiliasi dengan kelompok Bahrun Naim, ini yang masih kami investigasi,” Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Agus Rianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya