SOLOPOS.COM - KELOMPOK RADIKAL. Sejumlah Jurnalis mengambil gambar lokasi ditembaknya satu dari dua terduga kelompok radikal, di halaman Sekolah Dasar (SD) 27 Kanyamanya, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (3/11). Khalid (24) Pegawai Negeri Sipil satuan Polisi Kehutanan Kabupaten Poso, tewas terkena tembak saat penggrebekan sedangkan Yasin (48) diamankan dan langsung digelandang ke Kota Palu untuk seterusnya dibawa ke Mabes Polri di Jakarta. Proses penangkapan kedua warga berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO) itu berlangsung sekitar satu jam lebih. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

KELOMPOK RADIKAL. Sejumlah Jurnalis mengambil gambar lokasi ditembaknya satu dari dua terduga kelompok radikal, di halaman Sekolah Dasar (SD) 27 Kanyamanya, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (3/11). Khalid (24) Pegawai Negeri Sipil satuan Polisi Kehutanan Kabupaten Poso, tewas terkena tembak saat penggrebekan sedangkan Yasin (48) diamankan dan langsung digelandang ke Kota Palu untuk seterusnya dibawa ke Mabes Polri di Jakarta. Proses penangkapan kedua warga berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO) itu berlangsung sekitar satu jam lebih. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

JAKARTA — Upaya pengungkapan jaringan terorisme di Poso terus dilakukan Detasemen Khusus 88/Antiteror dan Polda Sulawesi Tengah (Sulteng). Dalam operasi yang dilakukan pagi hari tadi dua orang teroris dibekuk.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

KH tewas ditembak karena melakukan perlawanan terhadap petugas dengan melempar granat rakitan. Sementara teroris Y diamankan tanpa perlawanan.

Ekspedisi Mudik 2024

Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Sumarmo mengatakan, KH merupakan bagian dari target penangkapan aparat Densus 88 dan Polda Sulteng. Selain dipandang sebagai tokoh di Desa Kayamanya, Tebangrejo, Poso, KH juga merupakan PNS di Dinas Kehutanan setempat.

“Dia sebagai petugas Polisi Hutan,” kata Sumarmo saat dikonfirmasi, Sabtu (3/11/2012).

KH dibekuk sekitar pukul 05.00-05.30 Wita, dalam upaya penangkapan tersebut KH melakukan perlawanan kepada petugas kepolisian dengan melemparkan granat rakitan.

“Granat itu berbentuk pipa paralon yang isinya ada paku dan gotri, kalau kena petugas ya hancur juga,” katanya.

Melihat situasi membahayakan tersebut, aparat langsung mengambil tindakan tegas dengan memuntahkan timah panas dari senjatanya.

“Ini merupakan kelompok khusus, apapun yang dilakukan membahayakan jiwa orang lain,” ujar Sumarmo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya