SOLOPOS.COM - Vladimir Putin/dok

Teror ISIS terus diberantas oleh koalisi pimpinan AS. Rusia menyatakan siap bekerjasama tapi dengan beberapa syarat.

Solopos.com, MOSKOW – Rusia siap bekerjasama dengan koalisi dalam memerangi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Meski demikian hubungan itu akan dalam bahaya jika penembakan pesawat kembali terjadi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal tersebut dinyatakan Presiden Rusia, Vladimir Putin, setelah menggelar pembicaraan dengan  Presiden Prancis, Francois Hollande di Kremlin, Moskow.

“Kami siap untuk bekerja sama dengan koalisi pimpinan Amerika Serikat. Namun tentu saja insiden penghancuran pesawat dan kematian teknisi kami benar-benar tak dapat diterima,” kata Putin saat jumpa pers seperti dikabarkan Reuters, Jumat (27/11).

Pesawat tempur Rusia, Su-24, ditembak jatuh jet Turki pada Selasa (24/11) karena dinilai  melanggar wilayah udara. Putin  menuturkan di bawah kerjasama dengan koalisi pimpinan AS, militer Rusia telah menjelaskan perincian rencana penerbangan pesawat. “Mereka tidak mengontrol apa yang dilakukan sekutu mereka atau tidak  membocorkan informasi ini di semua tempat,” ujarnya.

“Kami akan melanjutkan posisi [kerjasasama] ini, jika insiden seperti itu tidak terulang. Namun bila sebaliknya, kami tidak membutuhkan kerjasama dengan siapapun, koalisi apapun dan negara manapun,” ujar Putin.

Pada satu sisi, Putin mengatakan dirinya dan pemimpin Prancis sepakat mengenai bagaimanan mereka akan bekerjasama, dalam hubungan bilateral dan juga seluruh negara koalisi pimpinan AS nantinya. Ia akan memerintahkan militer Rusia agar secara intensif bekerja sama pasukan Prancis, termasuk bertukar informasi mengenai target serangan.

“Kami membicarakan tentang area penyerangan di mana kami dapat memimpin serangan, dan di mana kami sebaiknya menahan serangan,”

Ia lebih lanjut mengungkapkan pertukaran informasi mengenai berbagai isu dan koordinasi atas aksi juga bakal dilakukan.  “Kami melihat ini sebagai pembentukan koalisi anti-teroris yang besar di bawah naungan PBB,” kata Putin.

Terkait penembakan SU-24, seperti diberitakan Turki menyatakan telah mengeluarkan 10 peringatan sebelum akhirnya melakukan penembakan. Sementara Moskow membantah terjadinya pelanggaran wilayah, seorang pilot yang berhasil selamat, Kapten Konstantin Murahtin, juga menampik adanya peringatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya