SOLOPOS.COM - Steven Sotloff sesaat sebelum dipenggal militan ISIS. (JIBI/Solopos/Reuters)

Solopos.com, WASHINGTON DC — Badan Intelijen Amerika Serikat (AS) sedang disibukkan video yang dirilis militan ISIS berisi pemenggalan tentara Suriah baru-baru ini. Bukan soal isi ancamannya, namun justru orang bertopeng dalam video itulah yang bikin penasaran.

“Benarkah jihadis dalam video 55 menit yang dirilis ISIS itu adalah orang Amerika?” tulis Brian Todd, kontributor CNN dalam artikelnya, Minggu (21/9/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kecurigaan itu bukan tanpa alasan. Dalam video berjudul Flames of War itu, seorang militan ISIS berbicara untuk mengawali pembantaian massal terhadap sejumlah orang. Militan tersebut berbicara dalam bahasa Inggris yang sempurna, bahkan menggunakan dialek Amerika Utara.

Maka dilakukanlah analisis suara pria dalam video itu dan dibandingkan dengan pembicaraan orang-orang biasa. Menurut pihak intelijen AS, kemunculan militan tersebut sangat penting karena menunjukkan dia adalah seorang yang pandai berbicara dan memengaruhi orang banyak. Artinya, kemungkinan dia adalah orang yang sangat berpengaruh di ISIS.

Di awal pidatonya, militan ISIS itu berbicara dalam bahasa Arab. Menurut analis terorisme, Paul Cruickshank, orang itu menggunakan dialek klasik dan gaya bicara seperti orang Arab.

Namun militan itu kemudian mengubah pembicaraannya menjadi dalam bahasa Inggris. Mengenakan baju kamuflase, dia menunjukkan beberapa orang di belakangnya yang diklaim sebagai tentara Suriah dari Divisi ke-17 berbasis di Raqqa. Raqqa adalah kota di Suriah timur yang dikuasai ISIS.

“Mereka sedang menggali kuburan mereka sendiri di tempat mereka berdiri,” kata militan itu dalam bahasa Inggris.

Adegan selanjutnya menunjukkan militan itu dan anggotanya mengeksekusi tentara-tentara Suriah tersebut. Tubuh mereka pun jatuh ke parit yang baru saja mereka gali.

Ada dua kemungkinan tentang militan tersebut. Pertama, dia adalah orang Arab yang yang berpendidikan barat. Kedua, dia adalah orang Amerika atau Kanada.

“[jika benar dia orang Amerika], Jelas sekali ISIS memang sengaja menempatkan orang ini di depan kamera. Sasarannya jelas, yaitu ingin berbicara kepada masyarakat Amerika,” kata Frank Cilluffo, analis keamanan dari George Washington University, dikutip CNN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya