SOLOPOS.COM - Lamiya Aji Bashar (News.com.au)

Teror ISIS belum berakhir.

Solopos.com, BAADRE — Budak seks ISIS, Lamiya Aji Bashar, berhasil melarikan diri. Namun, saat perjuangan kabur dari ISIS dia terkena ranjau yang menyebabkan wajahnya rusak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lamiya Aji Bashar, perempuan warga Yazidi berusia 18 tahun. Ia sudah mencoba kabur sebanyak empat kali. Sebelum akhirnya pada percobaan kelima, Maret 2016, Lamiya berhasil diselundupkan keluar oleh orang suruhan pamannya.

Sebagaimana dikutip Okezone dari Metro, Jumat (8/7/2016), meski begitu, perjuangannya untuk kabur terbilang dramatis dan penuh derai air mata. Banyak hal ia korbankan untuk bisa sampai ke titik kebebasan.

Ekspedisi Mudik 2024

Kala itu Lamiya kabur bersama kedua rekannya. Nahas, mereka melewati ladang ranjau. Almas, 8 dan Katherine, 20, meninggal dunia terkena ledakan. Sementara nyawa Lamiya tertolong, meski harus kehilangan wajah cantik dan mata kanannya akibat ledakan.

“Saya berhasil kabur pada akhirnya. Syukur Tuhan, saya berhasil kabur dari orang-orang kafir itu. Meskipun saya harus kehilangan kedua mata saya. Kebebasan ini tetap layak diperjuangkan, karena setidaknya saya bisa selamat dari (jeratan) mereka (ISIS),” ucap Lamiya yang sekarang aman menetap di rumah pamannya di Kota Baadre, Irak.

Selama dalam jeratan ISIS, Lamiya sudah lebih dari dua kali menjadi piala bergilir. Pemilik pertamanya adalah seorang komandan ISIS bernama Abu Mansour yang bertugas di Raqqa, Suriah. Bersama Mansour, Lamiya hidup seperti di neraka. Dia diperlakukan secara brutal, dan sering kali tangannya diborgol.

Dari komandan itu, dua kali Lamiya berusaha lari. Akan tetapi, sebanyak itu juga dia tertangkap dan dipukuli serta diperkosa berkali-kali saat ketahuan.

Sebulan kemudian, komandan tersebut bosan kepadanya dan menjual dia ke ekstremis lain di Mosul. Setelah menghabiskan waktu dua bulan menjadi pemuas nafsunya, Lamiya ditawarkan lagi ke seorang pembuat bom.

“Dia memaksa saya membantunya membuat rompi bom bunuh diri dan bom mobil. Saya berusaha kabur darinya, tetapi saya lagi-lagi tertangkap dan berakhir dipukuli,” tuturnya.

Terakhir, si penjual bom menyerahkannya kepada seorang dokter khusus militan ISIS di Hawija, kota kecil di Irak yang sudah dikuasai ISIS. Dokter yang juga menjabat kepala rumah sakit di kota itu juga melecehkannya.

Setahun bersama si dokter, Lamiya akhirnya mendapat kesempatan. Diam-diam, dia menghubungi kerabatnya minta dibawa keluar. Alhasil, pamannya segera membayar seorang pria yang biasa menyelundupkan orang seharga USD800 atau Rp10,5 juta dan mengatur pelariannya.

Bagai mimpi, Lamiya benar-benar bebas dan dijanjikan akan berkumpul kembali dengan saudara-saudaranya di Jerman. Meski begitu, Lamiya mengungkapkan hatinya masih akan terus menetap di Irak.

“Kami memiliki rumah yang bagus dengan ladang luas di sini. Saya bisa pergi ke sekolah, dan semua itu sangat indah,” kenangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya