SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WASHINGTON — Daulah Islam atau Islamic State (atau juga dikenal dengan nama ISIS) telah menjadi kelompok teroris terkaya di dunia dengan pendapatan mencapai puluhan juta dolar AS per bulan. Sejulah pejabat AS, Kamis (23/10/2014), pendapatan melimpah itu berasal dari penjualan minyak mentah di pasar gelap.

David Cohen, pejabat kementerian keuangan Amerika Serikat yang mengurusi informasi intelejen sumber finansial terorisme, mengatakan kelompok militan ISIS mendapatkan setidaknya 1 juta dolar AS per hari dari minyak mentah yang didapat di Suriah dan Irak.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Selain dari minyak mentah, ISIS juga memperoleh sumber keuangan dari penarikan pajak warga di wilayah yang dikuasainya dan juga dari uang tebusan tawanan. Karena diversifikasi sumber pendapatan itulah Amerika Serikat kesulitan untuk menghambat aliran dana ke militan ISIS.

“ISIS adalah organisasi teroris dengan sistem keuangan terbaik yang pernah kami hadapi,” kata Cohen.

Sementara itu Marwan Muasher, wakil kepala organisasi Carnegie Endowment for International Peace, mengatakan bahwa ISIS saat ini menjadi organisasi teroris paling kaya dengan sistem finansial paling rumit di dunia. Tidak seperti Al-Qaeda, Daulah Islam tidak mendapatkan uang dari sumbangan sukarela orang-orang kaya di negara-negara Arab.

Kelompok tersebut mampu menjual 50.000 barel minyak mentah per hari dan dijual dengan harga jauh di bawah pasaran kepada para perantara–beberapa di antaranya dari Turki–untuk kemudian dijual kembali. Pembeli minyak mentah milik Daulah Islam juga berasal dari pihak yang menjadi musuh di medan peperangan. Salah satunya adalah pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Pada tahun ini, ISIS juga memperoleh 20 juta dolar AS dari hasil tebusan para tawanan. Selain itu, mereka juga menarik pajak dari pengusaha lokal melalui jaringan pemerasan yang rumit. Salah satu upaya Amerika Serikat memotong aliran dana ke Daulah Islam adalah melalui kerja sama dengan pemerintah Turki untuk menghentikan penyelundupan minyak mentah.

“Para perantara, perusahaan pengolah, perusahaan transportasi dan semua pihak lain yang terlibat dalam perdagangan minyak ISIS harus tahu bahwa kami tengah bekerja keras mengidentifikasi mereka. Kami juga mempunyai cara untuk menghentikan mereka,” kata Cohen.

Namun diyakini militan ISIS mengalami kesulitan dalam mengelola aset sebesar itu karena tidak ada bank yang mau menerimanya. “Mereka akan kesulitan menemukan bank yang mau memproses dan menyimpan uang hasil perdagangan minyak gelap,” kata dia.

Nah, apakah kekayaan mereka mampu menjalankan sebuah negara? Tunggu dulu. Meskipun ISIS kaya raya, Cohen berkeyakinan bahwa dana yang dipunyai kelompok itu masih belum cukup untuk menjalankan layanan pemerintahan dasar di wilayah Irak yang mereka kuasai.

“Anggaran resmi pemerintah Irak bagi provinsi-provinsi yang dikuasai ISIS pada tahun ini lebih dari dua milyar dolar AS,” kata dia sambil menambahkan bahwa sudah ada laporan kelangkaan air dan listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya