SOLOPOS.COM - Deretan mobil patroli ISIS (Dailymail)

Teror ISIS dan pengaruhnya di Indonesia dinilai mengkhawatirkan. Namun Gubernur Sulsel mengatakan jangan didramatisasi.

Solopos.com, MAKASSAR — Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo meminta agar masalah keberadaan ISIS tidak terlalu didramatisir, meskipun persoalan tersebut juga tidak bisa dianggap enteng.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya lagi coba jajaki. Memang masalah ISIS tidak bisa dianggap enteng, tetapi juga jangan terlalu didramatisir,” kata Syahrul Yasin, Jumat (20/3/2015).

Menurutnya, semua pihak harus sama-sama berhati-hati. Bukan hanya Pemerintah, TNI dan Kepolisian, tetapi juga seluruh masyarakat, utamanya para orangtua harus tetap waspada dengan pengaruh-pengaruh di sekitar.

Dia juga mengatakan, ISIS sebenarnya bukan masalah agama, tetapi soal paham. Karena itu, dia berharap semua pihak bisa ikut prihatin dengan masalah tersebut dan juga waspada bahwa di Indonesia sudah masuk paham-paham ISIS.

Terkait langkah untuk mengantisipasi penyebaran jaringan ISIS di Sulsel, Syahrul Yasin mengaku sudah menyiapkan strategi. Namun, dia enggan menyampaikan karena tidak ingin masalah itu terdramatisasi.

“Sebenarnya tidak ada apa-apa, hanya terlalu dipublikasi saja. Padahal, secara umum Sulsel aman-aman saja, masih terkendali,” ujarnya. Meski begitu, dia mengakui jika paham ISIS memang sudah masuk di wilayah ini. Namun, masih bisa dikendalikan.

“Memang ada di Sulsel, tapi jumlahnya sudah dideteksi tidak sampai puluhan, apalagi ratusan. Ada di beberapa titik dan sejauh ini masih bisa kami deteksi. Cuma kan, mengubah pemahaman orang itu tidak mudah. Jadi, harus melalui pendekatan persuasif,” katanya.

Sebelumnya, Polri menyatakan kelompok ISIS tumbuh dan memiliki jaringan yang luas di dalam negeri. Polri mengidentifikasi kelompok tersebut telah memiliki jaringan di Jawa, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatra.

Wakapolri, Komjen Pol. Badrodin Haiti, mengatakan ISIS sudah memiliki jaringan yang luas di dalam negeri. Polri pun telah mengidentifikasi lokasi pelatihan militer kelompok radikal hanya ada di Poso, Sulawesi Tengah.

“Kami tidak dapat menindak tanpa dasar hukum yang jelas. Makanya penindakan yang dilakukan hanya terkait pelanggaran hukum yang dilakukan,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (19/3/2015).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya