SOLOPOS.COM - MEDIASI-Perwakilan Bonek didampingi perwakilan dari Pasoepati melakukan mediasi bersama warga dan pedagang sekitar Stasiun Ceper, Klaten, Rabu (25/1), di Balai Desa Ceper. Dalam pertemuan tersebut Bonek meminta maaf serta memberikan santunan sebagai ganti rugi. (JIBI/SOLOPOS/Taufiq Sidik Prakoso)

MEDIASI -- Perwakilan Bonek didampingi perwakilan dari Pasoepati bersalaman dengan warga dan pedagang sekitar Stasiun Ceper, Klaten, Rabu (25/1/2012), saat pertemuan mediasi di Balai Desa Ceper. Dalam pertemuan tersebut Bonek meminta maaf serta memberikan santunan sebagai ganti rugi. (JIBI/SOLOPOS/Taufiq Sidik Prakoso)

KLATEN – Suporter sepakbola asal Surabaya yang dikenal dengan sebutan Bonek menyatakan meminta maaf kepada seluruh pedagang di Stasiun Ceper, Klaten dan warga sekitar atas kerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal tersebut disampaikan Sesepuh Bonek Yogyakarta, Tulus Budi, 38, saat mediasi dilakukan di Balai Desa Ceper, Rabu (25/1/2012). Dalam keterangannya, Budi mengaku menyesal atas ulah sejumlah teman-temannya. “Kami sudah mengingatkan mereka untuk meminimalisir kerusuhan. Tetapi kenyatannya teman-teman saya yang bersalah. Dengan segala kerendahan hati kami memohon maaf atas peristiwa yang tidak mengenakkan beberapa waktu lalu saat KA Sri Tanjung melintas,” tuturnya.

Ditambahkan Tulus, selain meminta maaf pihaknya juga memberikan ganti rugi atas kejadian yang menyebabkan kerugian bagi para pedagang di Stasiun Ceper. “Bantuan dari seluruh suporter. Bukan nominalnya, tetapi kami berharap kebesaran hati dari warga di sekitar Stasiun Ceper untuk memaafkan perbuatan adik-adik saya. Kami berjanji, kejadian serupa tidak akan terulang lagi baik di Ceper maupun di tempat lainnya,” paparnya.

Ditemui usai mediasi, Tulus mengungkapkan inisiatif untuk meminta maaf tersebut merupakan apresiasi dari seluruh Bonek. Dijelaskannya, setelah kejadian Minggu (14/1/2012) lalu, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pengurus Bonek di Surabaya untuk segera meminta maaf.

“Saya juga memahami bagaimana perasaan para pedagang karena ibu saya juga sama-sama berjualan di Surabaya sana. Setelah mendengar kejadian itu, bagaimanapun caranya kami berusaha untuk segera meminta maaf dan terlaksana hari ini. Ini bukan dari saya pribadi, melainkan Bonek keseluruhan. Kemarin sudah ada kontrol sosial bagi teman-teman kami,” jelasnya.

Sementara itu, sejumlah pedagang di Stasiun Ceper mengaku trauma dengan insiden perusakan pada Minggu (14/1/2012) oleh sejumlah Bonek. Salah satu pedagang, Suharni, 50, warga Dukuh Ngeseng, Desa Jambukulon, Kecamatan Ceper, Klaten, menuturkan lantaran takut dirinya sempat hendak menutup warungnya pada Rabu (25/1/2012) pagi.

“Saya masih trauma. Pedagang lainnya tadi memilih tutup. Karena saya diberitahu kalau aman, warung saya buka lagi. Saat kejadian, banyak suporter yang masuk ke dalam warung saya dan mengambil minuman dalam kemasan di dalam warung. Saya hanya diam saja karena banyak sekali yang masuk,” katanya.

Terkait dengan permintaan maaf yang disampaikan Tulus, Suharni menyambut baik inisiatif tersebut. Pihaknya berharap kejadian serupa tidak terulang lagi. Dalam acara tersebut dihadiri lima perwakilan Bonek, sekitar 20 perwakilan Pasoepati, Kades Jambukulon, perwakilan pedagang, serta aparat TNI dan Polri.

Sebelumnya, sejumlah Bonek menjarah para pedagang di Stasiun Ceper pada Minggu (14/1/2012) malam saat menuju ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam laga antara Persebaya dan Persija di Stadion Sultan Agung, Bantul, DIY, Senin (16/1/2012). Tidak hanya rugi akibat barang dagangan dijarah, beberapa etalase pedagang di stasiun tersebut juga rusak.

JIBI/SOLOPOS/Taufiq Sidik Prakoso

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya