SOLOPOS.COM - BENTROK -- Warga melempari kereta yang mengangkut Bonek saat melintas di kawasan Badran, Solo, beberapa waktu lalu. PT KAI sudah menyatakan tak mau mengangkut suporter sepakbola karena kerawanan yang ditimbulkan. (JIBI/SOLOPOS/dok)

BENTROK -- Warga melempari kereta yang mengangkut Bonek saat melintas di kawasan Badran, Solo, beberapa waktu lalu. PT KAI sudah menyatakan tak mau mengangkut suporter sepakbola karena kerawanan yang ditimbulkan. (JIBI/SOLOPOS/dok)

JOGJA – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daops) VI menolak mengangkut suporter bola pendukung Paserbaya Surabaya alias Bonek yang hendak menyaksikan laga timnya melawan Persija Jakarta di Stadion Sultan Agung, Bantul, Jogja, Senin (16/1/2012).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Humas PT KAI Daops VI Jogja, Eko Budiyanto kepada Harian Jogja menyatakan, sejak di stasiun awal di Surabaya, petugas PT KAI sudah mengantisipasi masuknya para Bonek menggunakan jasa kereta api Daop Jogja tersebut. “Kalau ada yang menggunakan baju dan atribut sepak bola kami langsung tolak, banyak yang mau naik tapi kan ditolak,” katanya.

Ekspedisi Mudik 2024

Selain sudah ada ketentuan di PT KAI untuk tidak mengangkut para suporter bola, pihaknya kata Eko sudah kapok melayani penumpang tersebut. Lantaran selalu merusak fasilitas perkerataapian saat bentrok dengan pendukung tim lawan. Kerugian akibat kerusakan fasilitas tersebut mencapai ratusan juta. Padahal harga barang-barang tersebut tak murah. Harga sebuah kaca kabin masinis satu lembarnya saja misalnya mencapai Rp1,2 juta.

“Banyak fasilitas yang dirusak, kaca pecah, kursi dilepas jadi tameng, penumpang lain ikut kena getahnya, kami sudah kapok melayani suporter sepak bola,” ungkapnya. Menurut Eko tak hanya Bonek yang diperlakukan demikian termasuk suporter lain seperti Viking pendukung Persib Bandung, Pasoepati Solo dan lainnya.

Kenadati demikian untuk suporter yang menyamar menjadi penumpang umum menurut Eko pihaknya sulit untuk mengontrol. Sebab mereka berlaku seperti penumpang lainnya tidak memakai atribut sepak bola dan memebeli tiket. “Kalau yang itu kami sulit mengatasi karena tidak tahu,” katanya.

Namun, penyamaran para Bonek tersebut sempat terdeteksi sejak Minggu (15/1/2012) malam. Di saat kereta berhenti di wilayah Klaten karena ada kecelakaan para suporter tersebut ketahuan identitasnya lantaran membuat keributan di jalan. Karenanya penjagaan semakin diperketat di gerbong-gerbong kereta dan menambah petugas keamanan khususnya di Stasiun Lempuyangan. Pengetatan penjagaan juga dilakukan di stasiun-stasiun di Solo dari masuknya para Bonek. “Khususnya di Purwosari (Solo) karena itu basis pendukung Pasoepati yang sering bentrok,” lanjutnya.

Terpisah, Juru Bicara Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti saat dihubungi wartawan menyatakan, pihaknya bakal bertindak tegas bila ada suporter yang berulah. Pengamanan dari keonaran dilakukan dengan sistem terbuka dan tertutup. Pengamanan terbuka dilakukan dengan penempatan petugas di Stasiun Lempuyangan. Adapun di gerbong-gerbong kereta juga disebar intel. “Kami akan tindak tegas mereka yang berulah,” tegasnya.

JIBI/SOLOPOS/Bhekti Suryani

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya