SOLOPOS.COM - Ilustrasi pakaian. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Berbelanja pakaian baru menjadi salah satu tradisi menjelang Lebaran.

Pembeli pasti memadati pusat-pusat perbelanjaan saat mendekati Lebaran. Mereka berburu pakaian yang akan dipakai saat Hari Raya Idulfitri. Setali tiga uang, pedagang pakaian meraup keuntungan ketika momen Lebaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ternyata, tradisi ini bukan berasal dari tuntunan Islam. Dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Tundjung W. Sutirto, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (28/4/2022), menyebut budaya membeli baju baru saat Lebaran justru berasal dari Asia Tenggara.

Ekspedisi Mudik 2024

“Terkait tradisi beli baju baru saat Lebaran, tentunya terkait dengan tradisi memakai baju baru saat Lebaran. Tidak ada kewajiban dalam agama untuk memakai baju baru saat Lebaran. Budaya itu khas Asia Tenggara,” ujar Tundjung.

Tradisi baju baru saat Lebaran tidak lepas dari pengaruh budaya Kasultanan Islam pada abad ke-15. Baju baru merupakan simbol sesuatu yang kembali suci atau mulai dari awal.

Baca Juga : Enggak Mau Kan, Pakaian Kalian Dipakai Setan? Baca Dulu Doanya…

Sebagaimana pernah dikisahkan Snouck Hurgronje seorang orientalis ternama berkebangsaan Belanda. Ia menghabiskan banyak waktunya untuk mempelajari Islam, khususnya di Hindia Belanda.

“Fenomena tradisi Lebaran memakai baju baru sudah berlangsung di awal abad ke-20. Mendasarkan laporan tersebut maka tradisi memakai baju baru saat Lebaran bisa jadi sudah berlangsung pada abad sebelumnya. Ada ulasan juga bahwa tradisi di Kasultanan-Kasultanan Islam abad ke-15 dalam menyambut hari Lebaran memakai baju baru,” jelas Tundjung.

Makna kesucian ini kemudian menjadi salah satu tradisi menyambut Lebaran. Dampaknya, masyarakat membeli baju baru sebagai simbol kesucian pascaberpuasa satu bulan lamanya saat Ramadan.

“Jadi, mengapa orang selalu beli baju baru tiap Lebaran? Karena setiap Lebaran, simbol kebaharuan itu dimunculkan. Ada korelasi antara pemahaman keagamaan di mana diajarkan seseorang yang berhasil melaksanakan ibadah puasa ibarat kembali kepada kesucian,” ungkapnya.

Baca Juga : Kenapa Lebaran Identik dengan Baju Baru?

Kemudian, lanjutnya, makna kesucian itu direpresentasikan dalam semangat baru, yakni dalam kehidupan sehari-hari, termasuk memakai baju baru. “Sehingga, [hal itu] mendorong orang untuk beli baju baru setiap menjelang lebaran.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya