SOLOPOS.COM - Legenda bulu tangkis Liem Swie King (kedua dari kanan) dan Liliyana Natsir (kanan) saat berada di Kudus, pada Sabtu (24/8/2019) silam. (Antara/Bayu Kuncahyo)

Solopos.com, KUDUS – Legenda bulu tangkis dunia, Liem Swie King, menilai atlet-atlet Indonesia terutama sektor tunggal putra masih harus berlatih lebih keras di tengah persaingan yang makin ketat.

Hal tersebut disampaikan Liem Swie King menanggapi potensi tunggal putra Indonesia untuk mengalahkan wakil Denmark, Viktor Axelsen, yang dalam dua tahun terakhir merajalela dan mendominasi podium teratas dalam turnamen-turnamen besar, termasuk Olimpiade Tokyo dan Kejuaraan Dunia.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

“Iya kalau seperti Jonathan Christie dan Anthony Ginting sekarang jalan keluarnya itu harus latihan lebih keras. Karena mereka sudah boleh dibilang memiliki semuanya, pengalaman ada, pukulan-pukulan juga sebenarnya sudah ada. Mereka harus meningkatkan latihannya. Tinggal mau apa tidak. Kalau yang saya lihat sih masih kurang (latihannya),” kata Liem Swie King di sela-sela kegiatan Audisi Umum PB Djarum 2022 di GOR Djarum Jati, Kudus, Selasa (18/10/2022).

Peraih juara All England 1978 dan 1979 itu mengenang bagaimana porsi latihan yang dia jalani saat masih berprofesi sebagai atlet. Liem Swie King menyebut bisa menghabiskan waktu tujuh jam dalam sehari dengan dua jam latihan sesi pagi, dua jam latihan sesi siang, dan tiga jam latihan sore. Semuanya dilakukan setiap hari selama enam hari dalam sepekan.

Baca Juga: Denmark Open: Jonatan Christie Butuh Satu Jam Enam Menit Tumbangkan Vittinghus

Liem Swie King menambahkan bahwa pebulu tangkis Indonesia juga banyak yang masih kurang dari segi fisik sehingga kerap kalah ketika harus melakoni pertandingan rubber game.

Menurut dia, kondisi itu sekali lagi disebabkan karena kurangnya porsi latihan, yang berakibat tidak hanya pada kecapaian, tetapi juga seringnya cedera.

Baca Juga: Kian Solid, Ini Target Apriyani/Siti Fadia di Ranking Dunia BWF pada Akhir 2022

“Ketika rubber set banyak yang kalah. Itu kan kita bisa lihat fisiknya kurang padahal masih mau, masih pengin, masih tidak mau kalah. Tapi kalau fisiknya sudah tidak kuat mau gimana? Itu kembali lagi dari latihannya,” ujar Liem Swie King.

“Kalau latihannya terlatih, badannya itu biasanya susah untuk cedera juga. Itu seharusnya orang mikir ke arah situ juga. Kok bisa sekarang sering cedera kenapa? Itu karena saya rasa itu kurang terlatih fisiknya,” pungkas Liem Swie King yang ikut membantu Indonesia meraih tiga trofi Piala Thomas itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya