SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi JIBI/Harian Jogja/Antara

Praktisi Bimbingan Karier (BK) boleh berpraktik di luar sekolah.

Solopos.com, SOLO — Praktisi Bimbingan Karier (BK) diminta tak hanya berkutat di sekolah. Mereka didorong membuka praktik di luar sekolah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Daerah Asosisasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) Jawa Tengah, D.Y.P Sugiharto, dalam seminar nasional bertema Peran Bimbingan Konseling Dalam Meningkatkan Strategi Pemberdayaan Masyarakat Menuju Era Indonesia Emas 2045 di Kampus Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Solo, Selasa (22/8/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Kegiatan yang digelar Program Studi BK Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UTP Solo dibuka Rektor UTP, Ongko Cahyono. Menurut Sugiharto, maraknya pengguna narkoba di kalangan anak muda atau generasi produktif juga menjadi tugas praktisi BK.

Saat ini pemakai narkoba di Indonesia mencapai 4,5 juta orang. Mereka sebagian besar generasi muda yang masih berusia produktif. “Berdasarkan data, sekitar 1,2 juta pengguna narkoba tidak bisa direhabilitasi karena parah. Narkoba menyebabkan 30 orang sampai 40 orang meninggal dunia setiap hari,” kata dia.

Kondisi ini, lanjut dia, perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak, termasuk konselor BK agar bonus demografi di Indonesia tidak sia-sia. “BK di SMP dan SMA memiliki peran setrategis menyelamatkan generasi muda agar tidak terjerumus narkoba,” jelas Sugiharto.

Di luar sekolah, sambung dia, praktisi BK juga bisa membuka praktik untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mereka bisa membantu memecahkan masalah yang dihadapi warga dengan cara memberikan kepercayaan sehingga tidak sampai berperilaku menyimpang, semisal menggunakan nakoba.

Pelayanan BK memperhalus, menginternalisasi, memperbaharui, dan mengintegrasikan sistem serta pola perilaku yang mandiri dan berkarakter baik. “Melalui seminar ini, konselor BK supaya membuka diri kepada masyarakat. Jangan hanya di sekolah. BK dapat mengubah perilaku masyarakat,” ujar dia.

Sementara itu, ketua panitia seminar nasional, Suci P., mengungkapkan peserta seminar dari kalangan guru BK SMP, SMA/SMK se-Soloraya, serta mahasiswa. “Tujuan seminar adalah memberikan pemahaman peran BK dalam strategi pemberdayaan masyarakat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya