SOLOPOS.COM - Ilustrasi. (livescience.com)

Ilustrasi/livescience.com

Perasaan jijik yang berlebihan memang tidak menyenangkan, tetapi penelitian baru menunjukkan Orang yang jijik lebih baik dalam mendeteksi kotoran.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Dengan kata lain, jijik memudahkan seseorang untuk melihat kotoran yang mungkin bisa menimbulkan penyakit seperti yang dilaporkan jurnal Psychological Science dikutip livescience.com, Senin (10/12/2012). Temuan ini bukan contoh pertama dari emosi mempengaruhi persepsi. Laba-laba, misalnya, terlihat lebih besar kepada orang-orang yang takut kepada mereka.

Para peneliti dari Universitas Virginia tertarik untuk mengetahui apakah jijik condong ke persepsi. Dalam hal ini, para peneliti berhipotesis, orang yang merasa jijik mungkin lebih sensitif terhadap kotoran dalam warna putih. Mereka melakukan serangkaian tiga percobaan untuk menguji hipotesis tersebut.

Pada percobaan yang pertama, 122 mahasiswa diperlihatkan empat persegi panjang abu-abu pada layar komputer, yang sedikit lebih gelap atau lebih terang dari yang lain. Mereka diminta memilih salah satu yang warna yang berbeda. Setelah itu para siswa mengisi kuesioner tentang sensitivitas pribadi misalnya bagaimana mereka melihat belatung dalam kotoran di tempat sampah.

Studi kedua melibatkan 51 peserta sarjana yang menirukan kelompok pertama. Hanya saja, untuk kelompok ini peneliti meminta mereka mendeteksi angka samar di kedua latar belakang putih atau abu-abu. Dalam studi kedua ini, para peneliti menemukan siswa lebih sensitif. Semakin besar kemungkinan mereka mendeteksi perbedaan di tempat teduh di sisi abu-abu putih dan dari spektrum yang lebih ringan.

Mereka bisa lebih baik mendeteksi perbedaan dalam abu-abu gelap. Hal itu menunjukkan pergeseran persepsi mereka yang terfokus pada kecerahan kulit putih saja.

Pada akhir percobaan, para peneliti meminta 44 peserta yang berbeda untuk menyelesaikan tugas yang sama. Kali ini, para siswa disuruh melihat gambar hewan yang menjijikkan seperti kecoak dan juga gambar yang menakutkan. Studi sebelumnya ditemukan para ilmuwan secara halus dapat mempengaruhi perilaku masyarakat.

Dalam kasus ini, orang-orang yang umumnya sensitif terhadap jijik lebih baik dalam membedakan warna putih dan abu-abu setelah melihat gambar yang kotor. Adapun orang yang tidak sensitif terhadap jijik menunjukkan tidak ada perubahan, mungkin karena mereka tidak memperhatikan gambar yang kotor.

Orang yang sensitif terhadap jijik mungkin lebih jeli membedakan antara putih terang dan putih suram karena memperhatikan kebersihan. Mereka memiliki persepsi tajam yang menyebabkan mereka melihat kotoran di mana orang lain mengabaikan hal itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya