Solopos.com, SOLO — Patung di depan Loji Gandrung, Kota Solo, Jawa Tengah, kerap mencuri perhatian masyarakat dan menimbulkan pertanyaaan siapakah sosok yang dijadikan patung tersebut?
Loji Gandrung merupakan rumah dinas Wali Kota Solo dan sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Dahulu, bangunan ini adalah kediaman Johannes Augustinus Dezentje yang menikah kedua kalinya dengan keluarga Keraton Solo, yakni saudara perempuan Paku Buwono IV pada 1819, bernama Raden Ayu Cokrokusumo.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Nama Loji Gandrung sendiri disematkan karena masyarakat zaman dahulu senang bersosialisasi antar kalangan elite Eropa dengan pesta makan, minum, dan berdansa. Sehingga nama Loji Gandrung mengartikan rumah untuk bersenang-senang.
Di depan bangunan Loji Gandrung Solo terdapat sebuah patung yang digambarkan seorang laki-laki. Menurut unggahan akun Instagram resmi milik Pemkot Solo, sosok yang dijadikan patung tersebut ternyata adalah Jenderal Gatot Subroto.
Baca Juga: Asal Usul Rabu Wekasan, Tradisi Turun Temurun Masyarakat Jawa
Loji Gandrung pernah menjadi tempat Jenderal Gatot Subroto dalam menyusun strategi militer untuk menghadapi Agresi Militer Tentara Belanda pada 1948-1949 terhadap sekutu. Itulah alasan kenapa dibangun patung Jenderal Gatot Subroto di depan Loji Gandrung.
Mengutip situs resmi sejarah TNI, Gatot Subroto ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 18 Juni 1962, sepekan sesudah sang jenderal meninggal dunia. Jenderal Gatot Subroto diketahui meninggal karena serangan jantung. Dia dimakamkan di Ungaran, sesuai dengan pesannya.
Baca Juga: Biaya Isi Bensin Full Tank Motor Vario 125 dengan Harga Pertalite Rp10.000
Sebagai informasi, di Loji Gandrung Solo juga terdapar kamar Bung Karno, yang berkesan bagi mantan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo. Menurut Rudi, tidak ada yang berani tidur di kamar Presiden Pertama RI itu.
“Bukan dikeramatkan, tapi memang tidak ada yang berani tidur di sana. Kalau saya berani, tetapi tidur di lantai. Kalau saya butuh meditasi atau berdoa ya di situ, suasananya tenang, sunyi,” kata Rudy, seperti diulas Solopos.com sebelumnya.
Baca Juga: Sejarah Sekaten Solo, Ternyata Dulu sebagai Sarana Penyebaran Islam
Menurut cerita yang beredar, ada beberapa orang yang menemukan kejanggalan saat berfoto di kamar Bung Karno yaang berada di Loji Gandrung Solo. Seperti fotonya kabur atau ada penampakan sosok lain.
“Kalau orang cerita seperti itu. Tapi kalau saya nggak pernah kok. Malah orang-orang yang saya foto di situ banyak yang sukses,” sambung Rudy.
Baca Juga: Penuh dengan Filosofi, Deretan Arti Kata Sekaten dari Berbagai Bahasa