Solopos.com, JAKARTA–Partai Nasdem resmi mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi calon presiden (capres) usungannya untuk Pilpres 2024 pada Senin (3/10/2022). Sebelumnya, Nasdem mengusulkan tiga nama dalam rapat kerja nasional (rakernas) pada Juni lalu.
Ketiga nama tersebut adalah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa. Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad H.M. Ali mengungkapkan, pihaknya lebih memilih Anies karena menghormati status Ganjar dan Andika.
Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI
Ganjar, kata Ali, masih berstatus sebagai kader PDI Perjuangan (PDIP). Gubernur Jawa Tengah ini pun menyatakan secara terbuka bahwa untuk mengusungnya sebagai capres harus meminta izin kepada sang Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca Juga Tragedi Ricuh Laga Arema FC vs Persebaya
“Artinya Nasdem selalu berpikir dalam melakukan koalisi kita harus setara, tidak boleh ada yang lebih tinggi dari satu dengan yang lain, maka harus ada komunikasi,” jelas Ali kepada awak media di NasDem Tower, dikutip Selasa (4/10/2022).
Ali juga memastikan bahwa belum ada pembicaraan serius antara Nasdem dengan PDIP untuk ‘meminang’ Ganjar sebagai capres. Nasdem, kata Ali, tak mau melangkahi PDIP untuk mengusung Ganjar di Pilpres 2024.
Sementara itu, terkait Jenderal Andika, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh mengaku sudah menjalin komunikasi. Meskipun begitu, Nasdem harus mempertimbangkan statusnya sebagai anggota TNI aktif.
Baca Juga Dua Polisi Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan Malang
Pada saat yang sama, Anies juga masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta saat dideklarasikan jadi capres usungan Nasdem. Namun, Ali menjelaskan bahwa jabatan sipil yang diemban Anies berbeda dengan jabatan militer yang diemban Jenderal Andika.
“Jabatan Anies kan jabatan sipil, jabatan Andika jabatan yang enggak dibolehin itu [militer]. Jadi lebih kepada proses saling menghargai,” ujar Ali.
Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Ternyata Ini Alasan NasDem Pilih Anies, bukan Ganjar dan Andika Perkasa