SOLOPOS.COM - Djuyoto Suntani dan Astrid Suntani. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Nama Astrid Sulastri Suntani terus diperbincangkan di tengah dinamika politik menjelang Pilkada Solo 2020. Dia ternyata merupakan istri Presiden Organisasi Perdamaian Dunia, Djuyoto Suntani.

Wanita yang tercatat sebagai warga Kelurahan Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah itu mendeklarasikan diri menjadi calon wali Kota Solo 2020-2025. Saat ini dia tercatat sebagai Deputi Presiden The World Peace Committee (WPC) untuk Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Organisasi itu didirikan suaminya, Djuyoto Suntani, yang saat ini menjabat sebagai President The World Peace Committe. Organisasi yang dipimpin Djuyoto beranggotakan 202 negara dunia.

Saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (10/8/2020), Djuyoto mengatakan The World Peace Cmommittee dirikan 7 Maret 1997 di Basel, Swiss. Ada sembilan tokoh dunia yang mendirikan organisasi itu, termasuk Djuyoto yang berasal dari Jepara, Jawa Tengah.

Siap Lawan Gibran di Pilkada Solo 2020, Ini 9 Strategi Genius Astrid Suntani

“Saya pemrakarsa. Setelah kami dirikan, semua kepala negara kami surati untuk jadi anggota. Waktu itu ada Bill Clinton, Gorbachev, Mandela, Simon Perez dan sebagainya. Mereka jadi anggota awal. Tapi saat ini banyak yang sudah meninggal,” ujar dia.

Tujuan WPC

Djuyoto Suntani menjelaskan The World Peace Committee didirikan untuk menciptakan satu peradaban Bumi. Semua makhluk Bumi adalah satu keluarga yang saling menyayangi. WPC juga aktif dalam mendamaikan berbagai sengketa antar-negara.

“Saat ini saya founder dan presiden. Mereka [pendiri lainnya] sibuk-sibuk, saya nganggur, enggak apa-apa lah saya yang bergerak melayani umat manusia di dunia. Kami menyelesaikan semua konflik di dunia. Tapi yang dimediakan orang barat,” tutur dia.

Dulu Cuma Rp20.000, Berapa Bayaran Mbah Minto Klaten Sekarang?

Djuyoto Suntani mencontohkan kerja WPC dalam menyelesaikan konflik antara pemerintahan Kolombia dengan kelompok pemberontak FARC. Saat itu dia mengaku menaruh gong perdamaian dunia di Paipa, Kolombia, sebagai simbol persatuan Kolombia.

“Kami juga mendamaikan dua Korea. Kami itu yang sangat kongkret. Karena ada buktinya semua. Tapi diisukan media itu yang membuat orang barat. Karena dalam persepsi dan mindset manusia, orang barat lebih unggul. Padahal tidak,” kata dia.

Bos Ternak Semut Rangrang Sidoharjo Sragen Ditangkap Aparat Polda Jateng

Gong Perdamaian Dunia

Dalam kiprahnya mengajak terciptanya perdamaian di seluruh dunia, WPC telah menaruh banyak gong perdamaian dunua. Seperti di Bali dan Ambon. Di Bali, gong perdamaian diletakkan di lokasi bekas terjadinya aksi terorisme bom bunuh diri.

“Pasca-bom Bali kami bicara dengan Pak SBY, saya bilang di balik musibah ada berkah. Pasti ada rencana besar Tuhan untuk indonesia. Saya lalu pasang gong perdamaian dunia. Saya pasang di lokasi bom Bali untuk menepis isu negatif,” urai Djuyoto Suntani.

4 Kata dari Gibran untuk 2 Cucu PB XII  yang Ingin Maju Pilkada Solo 2020

Isu yang dimaksud Djuyoto seperti Indonesia sarang terorisme, orang-orang Indonesia terbelakang, dan orang Indonesia suka kekerasan. Djuyoto juga pernah memasang gong perdamaian dunia di Pengli, China. Daerah itu dijuliki kota para dewa.

“Kota para dewa. Ada patung delapan dewa abadi. Saat pidato tanggal 20 Agustus 2004 saya katakan gong perdamaian dunia adalah dewa ke sembilan bangsa China. Dewa ke sembilan berasal dari nusantara atau bangsa Indonesia,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya