SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/google image)

Harianjogja.com, SLEMAN-Berkat lele sangkuriang, peternak ikan di Kalasan, Sleman meraup sukses. Adapun usaha peternak lele sebelumnya sempat tidak berkembang.

“Lima tahun yang lalu, kalau kita mengelola ikan lele itu selalu tekor,” ujar  sambil menghela napas ketika Harianjogja.com menanyakan bagaimana kisah awal budidaya lele, Jumat (9/5/2014).

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Akibatnya kolam-kolam ikan yang ada di daerahnya menjadi telantar. Namun, Suparno tidak putus asa dan berusaha mencari jalan keluar. Pasalnya, kolam ikan merupakan mata pencaharian warga di dusun tersebut. Singkat cerita kelompok peternak lele mendatangkan narasumber ahli perikanan orang Indonesia tapi pernah belajar di Jepang,” ucap Suparno.

Dari situlah awal titik terangnya. Kelompok Mina Wahyu Sejati dikenalkan dengan metode pembudidayaan ikan lele yang berbeda. Metodenya bernama bio enzim. Pakannya dicampur dengan berberapa jenis vitamin. Tak hanya itu, kelompok tani kemudian memilih bibit lele Sangkuriang 2 untuk dibudidayakan. Pemilihan bibit itu bukannya tanpa alasan. Lele sangkuriang 2 bisa tumbuh 10%  lebih cepat dari generasi sebelumnya. Ukuran tubuhnya pun lebih bongsor dan yang terpenting lebih tahan terhadap penyakit.

Lele yang namanya diambil dari cerita rakyat Sunda tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi pada tahun 2004. Lele Sangkuriang merupakan versi perbaikan dari lele dumbo yang mengalami penurunan kualitas. Pada 2010, BBPBAT kembali melakukan pengembangan terhadap ikan lele sangkuriang. Kali ini lele sangkuriang dikawinkan dengan lele dari sungai Nil, Afrika dengan hasil sangkuriang 2.

Dengan metode baru dan bibit unggul memberikan hasil yang lebih baik. Tingkat kematian bibitnya jadi lebih rendah. Dari 14.000 bibit ekor yang ditebar, jumlah lele yang mati hanya 217 ekor. Pakannya pun lebih irit. Selain itu, juga digunakan sistem penyaringan atau filter air. Dari segi waktu, masa panennya lebih cepat dari ikan lele biasa yang butuh tiga bulan. Menurut pengakuan beberapa anggota kelompok, daging ikan lele sangkuriang 2 juga lebih padat dan rasanya pun lebih gurih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya