SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Solopos.com) – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen mengisolasi ternak di Desa Sambiduwur, Kecamatan Tanon dalam radius 5 km dari lokus
kematian sapi yang diduga terkena bacillius anthracis atau bakteri antraks sejak Senin (23/5). Disnakkan juga menolak menerbitkan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) bagi ternak di dalam radius 5 km tersebut, sebelum lokasi itu dinyatakan steril.

Penegasan itu disampaikan Kepala Disnakkan Sragen, Eka Rini, Selasa (24/5), di ruang kerjanya. Menurut dia, lalu lintas hewan di wilayah Kecamatan Tanon dan Miri menjadi fokus pengawasan Disnakkan. Selama 14 hari mendatang, terangnya, ratusan ternak di Desa Sambiduwur tidak boleh keluar daerah sampai ada petugas
khusus yang menyatakan lokasi itu bebas penyakit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pengawasan tidak hanya dilakukan petugas Disnakkan Sragen dan Kecamatan Tanon. Upaya pengawasan juga dilakukan warga setempat untuk menjaga keselamatan bersama. Kami juga terus memberi sosialisasi kepada warga tentang bahaya penyakit hewan menular. Bupati Sragen pernah membuat Surat Edaran (SE) tentang penanganan kematian sapi yang diduga antraks,” tegasnya.

SE Bupati itu disampaikan aparat Pemkab Sragen sampai ke tingkat RT. Sosialisasi pencegahan penyakit antraks intens dilaksanakan di sejumlah desa yang pernah terjadi kasus kematian sapi karena positif antraks, yakni di Desa Ketro, Bangle dan Girimargo, Kecamatan Tanon pada 2010. Selain itu, terangnya, upaya penyuntikan obat antibiotik terhadap hewan ternak juga diintensifkan di wilayah Desa Brojol, Miri dan di Desa Sambiduwur, Tanon.

“Untuk sementara kami tidak akan mengeluarkan SKKH untuk ternak asal sejumlah desa yang pernah terkena antraks. Khusus di Desa Sambiduwur masih menunggu hasil laboratorium dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Jogja. Mungkin pekan depan sudah ada pengumuman dari BBVet,” tambahnya.

Pengiriman data hasil laboratorium BBVet tentang positif antraks di Desa Brojol, Miri ternyata belum diterima Pemkab Sragen sampai Selasa kemarin. Data hasil laboratorium BBVet pasalnya dikirim ke Sragen Senin lalu.

Lebih lanjut, Eka mengatakan sisa kotoran sapi yag terjangkit antraks akan dimusnakan. “Kotoran sapi sebanyak dua truk di Desa Brojol sudah dimusnakan, yakni dibakar dan permuakaan tanahnya dicor. Upaya serupa juga bakal dilakukan bagi kotoran sapi di Desa Sambiduwur dalam waktu dekat,” tuturnya.

Terpisah, petugas kesehatan hewan, drh Agus Toto, mengungkapkan petugas Posko kesehatan bersama masih memantau ternak dan warga di Desa Sambiduwur. Dia akan memberikan suntikan antibiotik dan vitamin lanjutan kepada ratusan sapi dan kambing di desa itu Rabu (25/5)
ini.

trh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya